Makassar, Pilarindonesia.com – Mantan Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Makassar, Karim, menyatakan mendukung pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi, pada pemilihan 9 Desember 2020.
Dia mengakui, salah satu yang membuatnya kagum dengan pasangan kandidat ini, karena kehadiran Fatmawati, yang merupakan mantan anggota DPR RI, yang punya jiwa kepemimpinan serta punya pengalaman pemerintahan dan dunia usaha.
“Bu Fatma adalah sosok perempuan yang punya kapasitas untuk memimpin Kota Makassar. Sebagai kota terbesar di kawasan Indonesia Timur, Makassar harus dipimpin oleh pemimpin yang memiliki kapabilitas, pengalaman dan jaringan yang luas,” kata Karim, Selasa (20/10/2020).
Dia menyebut, kombinasi Danny-Fatma merupakan pasangan paling ideal di Pilwalkot Makassar 2020. Apalagi sosok Danny sudah terbukti kinerjanya saat menjabat sebagai wali kota Makassar periode 2014-2019 silam.
“Pak Danny sudah tak diragukan lagi kapabilitasnya. Banyak torehan prestasi yang telah dipersembahkan untuk warga Kota Makassar. Hadirnya Bu Fatma sebagai pendamping Danny akan sangat membantu kemajuan Kota Makassar ke depannya,” tambah Karim.
Pengalaman Fatma sebagai mantan ketua Tim Penggerak PKK di Kabupaten Sidrap, dan pernah menjadi anggota DPR RI, katanya, menjadi nilai lebih. Sebab, menurut Karim, Fatma tentu memiliki kapasitas dan jaringan yang luas.
“Apalagi jika kita lihat banyak program strategis yang dicanangkan oleh pasangan ADAMA’. Seperti yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, program milenial dan penanganan kemiskinan. Danny-Fatma juga mencanangkan program penguatan keimanan umat atau penguatan religiusitas warga Kota Makassar,” beber Karim.
Program religiusitas ala Danny-Fatma menarik perhatian Karim. Sebab itu artinya, pasangan Danny-Fatma adalah pemimpin yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius.
“Beliau religius yang tidak hanya sebagai individu tetapi juga diaplikasikan dalam bentuk kebijakan. Hal ini diharapkan dapat membentuk pribadi-pribadi yang beriman. Sebab, salah satu penyebab tidak terselenggaranya pembangunan dengan baik, karena rasa ketuhanan dalam diri mulai luntur,” tuturnya.
“Dengan adanya program ini akan mendorong bagi mereka pelaku kebijakan untuk bekerja dengan baik dan jujur dalam pelayanan,” Karim menambahkan.
Achmad