Toraja Utara, Pilarindonesia.com – Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Raden Kurleni Ukar, cukup terpukau dengan pesona keindahan alam di Desa Wisata Landorundun, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, saat melakukan lawatan, pada Selasa sore, 2 Juli 2024.
Kunjungan itu dalam rangka visitasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Desa Wisata Landorundun menjadi salah satu desa yang masuk 50 besar.
Kurleni mengaku sudah sering ke Toraja, namun berkunjung ke desa yang jauh dari Makale, Ibu Kota Toraja Utara, itu adalah kunjungan kali pertamanya.
Dia menyampaikan, selain posisi Desa Landorundun yang berada di atas gunung, juga wilayah itu kaya akan dengan nilai budaya, seperti budaya Sisemba’, Rambu Tuka’ dan Rambu Solo’.
Terdapat pula hasil kerajinan tangan yang diproduksi UMKM setempat, berupa anyaman, tenun, manik-manik, ukiran dan miniatur rumah adat Toraja.
Desa Wisata Landorundun juga kaya dengan hasil bumi seperti kopi, tamarillo dan beras ketan.
“Tujuan utamanya (diadakan ADWI) ingin menggerakkan ekonomi masyarakat. Jadi, ketika sudah hadir, ini menjadi pemasukan baru bagi masyarakat di desa itu,” kata Kurleni Ukar
Menurutnya, tantangan utama yang dihadapi Desa Landorundun adalah akses menuju ke lokasi, sehingga dengan diorbitkannya Desa Landorundun, maka bakal menarik perhatian dari pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan.
Wakil Bupati Toraja Utara Frederik Victor Palimbong, yang mendampingi kunjungan Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut, menyatakan menyambut baik beberapa masukan untuk peningkatan Desa Wisata Landorundun.
Frederik Victor Palimbong juga menyebut akses jalan memang menjadi persoalan, dan dia memastikan kalau wilayah itu sudah masuk dalam program penganggaran untuk segera dibenahi.
ADWI Diikuti 4.573 Desa
Anugerah Desa Wisata Indonesia telah dilaksanakan selama tiga tahun berturut. Pada 2021, event itu diikuti 1.831 desa wisata. Kemudian, terjadi peningkatan yang signifikan pada 2022, dengan total peserta 3.419 desa wisata. Sedangkan untuk tahun ini, yang mengangkat tema “Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia”, diikuti sebanyak 4.573 desa berkontestasi.
Penganugerahan desa wisata oleh Kemenparekraf diharapkan menjadi daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, serta mewujudkan visi Indonesia sebagai tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, serta mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.