Makassar, Pilarindonesia.com – Kalvin N. Pongkapadang, seorang mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, menyuarakan pembelaan terhadap aksi sejumlah Guru Besar dan dosen yang meminta Presiden Joko Widodo tetap berada pada koridor demokrasi yang benar.
Dia menegaskan sekaligus membantah tudingan yang menuduh bahwa itu adalah gerakan akademis partisan.
“Sangat disayangkan munculnya pernyataan yang dikeluarkan oleh para mantan presiden BEM kampus, yang mengaku aktivis tetapi malah melecehkan perjuangan akademisi. Malah mereka mengatakan gerakan civitas akademik yang mau menyelamatkan demokrasi, justru dituduh dan dituding sebagai partisan politik, serta sebagai alat perpanjangan tangan partai politik tertentu,” kata Kalvin melalui keterangan resminya, Selasa, 13 Februari 2024.
Dia mengatakan, para aktivis yang dulu nyaring menyuarakan kebenaran, dan kini telah berselingkuh dengan kekuasan, yang sejumlah faktanya, beberapa di antara mereka telah menjadi bagian dari tim sukses pasangan Capres dan Cawapres.
“Kita semestinya menjunjung tinggi peran guru, mentor atau orang yang memberikan bekal kepada kita dalam perjuangan. Jangan hanya karena berbeda pilihan politik dan berlindung di balik narasi Timses, sehingga harus menjadi kacung yang seolah militan dan menampar mentor yang telah membesarkannya. Jika memang mereka merasa bahwa tudingan mereka benar, maka dengan tegas, saya bersama teman-teman yang menginginkan demokrasi lebih baik, siap untuk membuka diskusi terbuka,” ujar Kalvin.
Sebelumnya, forum guru besar dan dosen Unhas Makassar meminta agar Presiden Joko Widodo dan jajarannya tetap berada pada koridor demokrasi yang benar.
Pernyataan sikap tersebut dibuat setelah mencermati perkembangan rangkaian pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu) dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, tata kelola pemerintahan, serta kehidupan demokrasi secara nasional. Belakangan, aksi itu memunculkan pro dan kontra.