Dialog Kebangsaan BMI Sulsel, Ormas Islam dan Nasionalis Komitmen Perangi Radikalisme

- Penulis Berita

Selasa, 23 Maret 2021 - 13:32

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ustadz Muchtar Daeng Lau menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan yang digelar via aplikasi Zoom oleh BMI Sulawesi Selatan, Selasa (23/3/2021).

Ustadz Muchtar Daeng Lau menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan yang digelar via aplikasi Zoom oleh BMI Sulawesi Selatan, Selasa (23/3/2021).

Makassar, Pilarindonesia.com – Brigade Muslim Indonesia (BMI) Sulawesi Selatan menggelar Dialog Kebangsaan bertema “ Peran Ormas dan Pemuda dalam Usaha Menangkal Paham Radikalisme dan Intoleransi”, Selasa (23/3/2021).

Ketua Yayasan Sikawarui Appa Sulafa, Muchtar Daeng Lau, dalam pemaparannya di acara yang berlangsung lewat aplikasi Zoom itu, menjelaskan tentang paham serta gerakan radikalisme .

Ustadz Muchtar, sapaan akrab aktivis dakwah ormas Hidayatullah itu, terlebih dahulu menegaskan bahwa paham serta gerakan radikalisme tidak boleh langsung ditujukan kepada agama tertentu, sebab disebutkannya, hampir semua penganut agama ada yang radikal.

“Seperti misalnya di New Zealand, ada penembakan terhadap penganut Islam. Juga kasus serupa seringkali terjadi di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, sehingga itu juga merupakan gerakan radikal,” terangnya.

Lokasi utama penyelenggaraan dialog kebangsaan yang diadakan BMI Sulawesi Selatan, Selasa (23/3/2021).

Ustadz Muchtar menyampaikan, pelaku yang sudah terpapar paham radikal kemudian melakukan aksi terorisme adalah mereka yang tidak punya pemahaman lengkap tentang ajaran agama.

Adapun pola perekrutan dari jaringan kelompok radikalis tersebut, dia menyebut, biasanya dibarengi dengan iming-iming dan doktrinasi tertentu, entah lewat pertemuan khusus atau melalui internet.

“Dalam rangka meminimalisasi paham dan gerakan radikal ini, negara harus senantiasa hadir dalam menjawab setiap persoalan yang dihadapi, terutama dalam mengatasi ketimpangan ekonomi dan perwujudan keadilan bagi semua masyarakat tanpa pandang bulu,” jelas Ustadz Muchtar, yang sudah menulis tiga karya buku bertema deradikalisasi.

Sejalan dengan itu, Ketua Gerakan Pemuda Anshor Makassar, Muhammad Harun, juga mengatakan bahwa  kalangan pemuda adalah lahan empuk dalam pola perekrutan dari kelompok pengusung gerakan radikal.

“Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pemuda ini memiliki ghirah atau semangat, dan apabila tidak dibarengi dengan basic ilmu dan pemahaman yang memadai, maka tentu sangat berpotensi untuk ikut terjerumus,” tuturnya.

Berkaitan dengan tema dialog yang fokusnya pada ormas dan pemuda, Harun mengajak kepada semua pegiat atau pun praktisi ormas kepemudaan agar mampu memfungsikan lembaga dengan baik, seperti menjadi wadah berkreasi bagi pemuda, sehingga para pemuda tidak mudah terjerumus dalam kegiatan yang mengarah kepada tindakan  radikal.

Dalam kesempatan itu, Harun menjelaskan, Nahdlatul Ulama (NU) selalu mengedepankan sikap tasamuh (toleransi), tawassut (sikap pertengahan) dan tawazun (seimbang).

“NU yang merupakan Ahlul Sunnah wal Jamaah (Aswaja) terus menggencarkan bidang dakwah. Kemudian bidang sosial, seperti terus menghidupkan dialog dan bakti sosial. Juga gerakan pemberdayaan ekonomi,” ujarnya.

Webinar yang dimoderatori Irfan Abdul Gani, jurnalis media nasional VIVA.co.id, itu berlangsung cukup meriah dengan kehadiran puluhan peserta dari berbagai latar belakang lembaga. Bahkan ada juga peserta dari Papua Barat.

Sementara itu, Ketua Harian Laskar Merah Putih Sulawesi Selatan, Maulana Yusdianto, pembicara lainnya dalam dialog kebangsaan itu, mengingatkan betapa pentingnya peran keluarga dan institusi pendidikan sebagai upaya pencegahan dini dari ancaman paham dan gerakan radikalisme.

Aktivis yang khas dengan rambut gonrong itu juga menyampaikan tentang perlunya dibangkitkan kembali nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan dalam bertetangga, terlebih dalam berbangsa dan bernegara.

“Kondisi yang saat ini terjadi, kadang dengan tetangga saja kita tidak kenal. Nanti pada saat ada tetangga kita yang terlibat kasus, misalnya, baru ketahuan. Padahal ini kan semestinya tingkat RT dan RW sudah bisa mendeteksi semua warganya sejak dini. Nilai-nilai itu yang kian hilang,” kata Maulana.

Sebagai ormas nasionalis, dia menegaskan NKRI sudah menjadi harga mati untuk terus dipertahankan. Jika ada pihak atau kelompok yang hendak melakukan makar, maka Maulana menyatakan sebagai komponen anak bangsa pasti akan berjuang mempertahankan keutuhan NKRI.

Di pengujung dialog kebangsaan itu, Ketua BMI Sulawesi Selatan, Muhammad Zulkifli, juga menitipkan pesan bahwa semua pihak tidak boleh menutup mata dengan keberadaan kelompok radikal atau pun kelompok intoleran termasuk kelompok yang ingin memisahkan diri dari NKRI.

Pada tataran pemahaman radikal, dia menyebut mengenai adanya kelompok yang memandang pemerintahan dengan istilah togut, sehingga mengharamkan demokrasi. Begitu pula kelompok perongrong dalam bernegara, seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Ini semua ada dan kita tidak boleh menganggap remeh, sehingga kita semua harus bergandengan tangan dan bekerjasama dalam memerangi kelompok tersebut,” kata Zulkifli.

Adapun Hanif Muslim selaku ketua panitia pelaksana dari dialog kebangsaan itu, menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh pemateri serta jajaran pengurus BMI Sulawesi Selatan.

“Atas segala kerjasamanya, sehingga acara bisa berjalan lancar dan sukses serta tidak ada hambatan, kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga keterlibatan kita semua mendapat ganjaran pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin,” tuturnya.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Ribuan Santri Berdoa Siang ini di Manunggal Makassar, Putri Ustadz Das’ad Latif akan Tampil Hibur Peserta SITARUPA 2025
Ketua DPRD Sulsel Hingga Wali Kota Makassar dan Sejumlah Pimpinan Daerah Dukung Penuh Pelaksanaan SITARUPA se-Indonesia Timur
Forum Ummat Islam Bersatu Berorasi, Rumah Zakat Sulsel Galang Donasi untuk Palestina di CFD Boulevard Makassar
Wahdah Islamiyah akan Gelar Tabligh Akbar dan Pelepasan Ratusan Da’i Nusantara di Kampus IAI STIBA Makassar Ahad Besok
Nelayan Togeo Bone Konvoi Perahu Bela Palestina, Dihadiri UBN dan Wakil Ketua DPD RI
MUI, Legislator dan FUIB Sulsel Tolak Konser Honne di Makassar!!
UAS: Setiap Belanja Produk Israel akan Menjadi Peluru Pembantai Warga Palestina
Setop Genosida Gaza Menggema dalam Tiga Bahasa di Monas Jakarta

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 13:41

Ribuan Santri Bakal Ramaikan SITARUPA se-Indonesia Timur di Gedung Manunggal Makassar

Rabu, 22 Oktober 2025 - 23:58

Rahmat Anzari, Alumni Ponpes Darul Arqam Ponre Resmi Raih Gelar Doktor di Unhas

Jumat, 10 Oktober 2025 - 23:23

SMA Buq’atun Mubarakah Pesantren Darul Aman Makassar Belajar Energi Terbarukan di PLTB Sidrap

Rabu, 8 Oktober 2025 - 09:37

HIMAKAHA Unhas Gelar Lokakarya dan Festival Rakyat Pattiro Deceng di Camba Maros

Selasa, 7 Oktober 2025 - 14:28

Sastra Indonesia Unhas Latih Guru dan Siswa SMAN 8 Bulukumba Kembangkan Pembelajaran Berbasis Media

Minggu, 14 September 2025 - 09:38

UNIMUDA Sorong Tingkatkan Keterampilan Komunikasi Pemasaran Digital UMKM Etnik Papua

Kamis, 21 Agustus 2025 - 06:23

Akan Pentas: Pengenalan Program Pertunjukan Teater Anak Ri OLo Ri Boko

Minggu, 17 Agustus 2025 - 12:35

Diskusi di Hari Kemerdekaan, Pesantren Gratis Ingin Merdeka dari Open Donasi, Ini Salah Satu Solusinya

Berita Terbaru