Makassar, — Yayasan Kebudayaan Aruna Ikatuo Indonesia berinisiatif mengadakan pelatihan dan edukasi terkait seni pertunjukan teater untuk siswa didik TK Dharma Wanita Unhas dengan kegiatan “Teater anak sebagai pengembangan karakter, mental dan kreativitas di era digital” sebagai bentuk perhatian kepada anak-anak sebagai generasi bangsa yang dapat menjadi penerus masa depan yang kreatif dan berkarakter kuat.

Indra Mayanti Noer, Ketua Panitia Pelaksana menjelaskan pengembangan karakter pada usia dini menjadi pusat perhatian yang dapat menjadi tantangan terbesar bagi generasi penerus bangsa. Adanya kekuatan digital di era teknologi sekarang menjadikan suatu hal yang menjadi titik tumpu dan dapat memengaruhi proses terbentuknya karakter, mental, dan daya kreativitas.
“performing art ini menunjukan anak-anak memiliki kapasitas lebih jika diberi ruang untuk mengeksplor dirinya lebih jauh, terlebih kita memasuki era digital yang memungkinkan anak-anak dapat mengembangkan keterampilannya lebih jauh – harapannya melalui kegiatan ini anak-anak terbentuk secara karakter, mental, dan daya kreativitas” jelas dosen Pariwisata Universitas Hasanuddin, Rabu (14/05/25).
Nurfaedah, salah seorang pemateri menuturkan bahwa kemudahan anak-anak dalam mengakses dunia digital harusnya mampu memicu ke arah yang lebih positif dan salah-satunya melalui proyek kesenian tersebut.
“Seni pertunjukan digital bisa disebut sebagai layar ajaib. Seni pertunjukan digital seperti menggabungkan kesenangan bermain peran dari melihat layar, bermain sambil belajar hal baru dengan teknologi. Contoh pertunjukan seni digital, boneka bayangan di layar, menari dengan musik dan gambar, bercerita dengan animasi sederhana. Adapun beberapa manfaat seni pertunjukan digital untuk anak antara lain, meningkatkan kreativitas, mengenalkan konsep teknologi secara interaktif dan positif, mengembangkan keterampilan motorik dan koordinasi, meningkatkan kepercayaan diri, serta kolaborasi dan kerja tim” tutur Nurfaedah, dosen Universitas Handayani Makassar.
Sedangkan Rismayanti, dosen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin ini menyampaikan teater mampu memberikan treatment psikologi kepada anak-anak dan memberikan anak ruang dalam mengenal lingkungan sekitar.
“Pengenalan emosi melalui ekspresi kepada anak-anak sangat penting untuk membantu mereka memahami dan mengelola perasaan sejak dini. Dengan mengenalkan berbagai ekspresi wajah yang mewakili emosi seperti senang, sedih, marah, atau takut, anak-anak belajar mengenali apa yang mereka rasakan dan bagaimana cara yang tepat untuk mengekspresikannya. Melalui permainan, cerita, dan interaksi sehari-hari, orang dewasa dapat membimbing anak untuk mengenali ekspresi orang lain, sehingga tumbuh empati dan kemampuan berkomunikasi secara emosional. Pemahaman ini menjadi pondasi penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak di masa depan” pesan penulis buku Lipstik yang Berdarah.
Proyek kesenian tersebut berkolaborasi dengan Komunitas Makgaligo dalam menciptakan pertunjukan anak-anak yang imajinatif, imersif, dan inklusif dengan tujuan penciptaan seni yang dapat dinikmati secara bersama secara proses dan pertunjukan.
Editor : Akhdan Abizar
Sumber Berita : Akhdan Abizar






