Jakarta, Pilarindonesia.com – Delegasi Relawan Nusantara akan berlayar menuju Gaza, Palestina, dalam rangka menembus blokade penjajah Israel.

Tercatat 65 kapal dari 44 negara yang turut serta dalam konvoi laut International Global Summit Flotilla itu.
Ketua Indonesia Global Peace Convoy, Muhammad Husein, mengatakan sedianya kapal-kapal itu sudah berlayar ke Gaza pada 4 September 2025, namun tertunda karena adanya beberapa kendala teknis di lapangan yang harus segera ditangani demi keselamatan armada dan seluruh relawan.
“Insya Allah, Indonesia sudah komitmen dengan 5 buah kapal kemanusiaannya yang diberi nama dengan pahlawan nasional,” ujar Husein melalui akun Instagram-nya, Jumat (6/9/2025).
Lima kapal yang diberi nama pejuang tersebut, masing-masing Kapal Malahayati, Kapal Hasanudin, Kapal Diponegoro, Kapal Soekarno dan Kapal Pati Unus.
International Global Sumud Flotilla merupakan aksi kampanye akbar para relawan kemanusian dan aktivis internasional untuk menembus blokade Gaza.
Aksi internasional ini merencanakan untuk menembus blokade Gaza melalui jalur Laut Mediterania.
Konvoi jalur laut ini bertujuan untuk memberikan bantuan kemanusian dari makan-makanan, maupun obat-obatan. Karena hingga kini, masyarakat Gaza masih dalam blokade ilegal Zionis Israel.
Selain Muhammad Husein, Delegasi Indonesia lainnya, terdiri dari perwakilan NGO, tim medis, jurnalis, serta publik figur, seperti Wanda Hamidah, Ciki Fauzi, dan Rizky Fauzi.
“Ini bukan tentang siapa kami, tapi tentang siapa yang kami bela,” ungkap Sugeng Jaya Saputra, perwakilan dari Relawan Nusantara.
“Doa rakyat Indonesia akan menjadi bahan bakar terkuat kami di laut nanti,” tuturnya.
Pada pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, Senin (5/9/2025), Zuhairi menyampaikan dukungan penuh, serta memastikan KBRI siap memberikan pendampingan dan bantuan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama pelayaran.
“Kami akan memberikan pendampingan pelayanan terbaik karena tujuannya sangat mulia. Saya setelah ini akan menyampaikan kepada kementerian luar negeri dan kepada teman-teman para duta besar di negara yang akan kami lalui bahwa pada tanggal 4, Global Peace Convoy Indonesia sudah berangkat dari Tunisia menuju Gaza. Kita harus memberikan perhatian penuh dan dukungan penuh,” ujar Zuhairi.
Drone Mengintimidasi
Pada Selasa malam (2/9/2025), sejumlah pesawat tanpa awak (drone) mendekati Flotilla.
“Kami tahu, untuk misi seperti ini, melihat drone adalah situasi darurat. Empat bulan lalu, kapal kami dibom oleh dua drone Israel,” kata aktivis asal Brasil, Thiago Ávila.
Ia menyebut, kapal didekati beberapa drone sebagai bagian dari intimidasi psikologis dan pengumpulan data kepentingan intelijen Israel.
Menurutnya, seluruh protokol keamanan langsung diaktifkan.
“Meski melihat drone terbang di atas kepala dan cukup mengganggu, namun di Gaza, rakyat Palestina hidup di bawah dengungan drone bersenjata Israel 24 jam sehari,” ujar Thiago.
Relawan lainnya, Ávila mempertanyakan pihak yang membayar drone itu. “Mengapa misi kemanusiaan seperti ini dianggap begitu menakutkan?” ucapnya.
Ávila sendiri pernah berada di kapal Madleen pada Juni lalu, yang dicegat Israel di perairan internasional.
Waktu itu, sebanyak 12 aktivis yang berada di dalamnya, ditahan militer Zionis, lalu mereka diinterogasi, kemudian dideportasi. Pada Mei, kapal lain yang mencoba mencapai Gaza, juga diserang drone Israel di dekat Malta.

Editor : Irfan Jurnalis