Meninggalnya para Ulama

- Penulis Berita

Kamis, 14 Januari 2021 - 22:28

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ada sebuah hadits yang tidak terlalu sering kita dengar menyebutkan:
موت العالم مصيبةلا تجبر وثلمة لا تسد ونجم طمس موت قبيلة أيسر من موت عالم, yang kira-kira bermakna: “kematian seorang alim itu adalah musibah yang tak tergantikan, lubang yang dapat ditambal. Wafatnya seorang alim bagaikan bintang yang padam. Bahkan meninggalnya satu suku (kampung) itu lebih ringan dari pada meninggalnya seorang ulama” (At-Thobarani).

Umat Islam akhir-akhir ini banyak dirundung duka, dengan ragam cobaan dan musibah. Satu diantara cobaan itu adalah wafatnya beberapa ulama mu’tamad (ulama rujukan Umat) yang setiap saat hadir sebagai lentera di tengah kegelapan yang menyelimuti kehidupan dunia saat ini.

Salah satu di antara ulama yang telah mendahului kita adalah Syeikh Ali Saleh Jaber, seorang ulama yang ilmuan, saleh, mukhlis, dan insya Allah muhsin. Ulama yang selalu hadir dengan kesejukan dan penampilan moderasi sebagaj jembatan pemersatu bagi seluruh elemen umat dan bangsa.

Syeikh Ali Jaber meninggalkan tidak saja ilmu, tapi yang lebih penting lagi adalah ketauladanan dalam mempertahankan keimanan dan keilmuan dalam bingkai akhlakul karimah. Bahwa seberat dan sepelit apapun tantangan yang dihadapi, seorang Mukmin tidak boleh lepas kendali karakter moral, seperti yang diajarkan secara prinsip oleh baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam.

Saya tidak akan berbicara banyak tentang Syeikh Ali. Beliau sedang tersenyum menghadap Rabbnya. Beliau sedang bersenandung dalam keindahan ridho Ilahi. “Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Rabbmu dalam keadaan ridho dan diridhoi. Masuklah ke dalam golongan hambaKu dan masuklah Ke dalam syurgaKu”.

Saya hanya ingin mengajak kita semua untuk menangis, merasakan kesedihan yang dalam atas meninggalnya para ulama kita. Cinta kita kepada para ulama bukan cinta biasa, tapi cinta sebagai bukti kecintaan kita kepada Ilmu. Dan cinta kepada ilmu adalah cinta kepada kebenaran (Al-Haq).

Dalam sebuah hadits Rasulullah menegaskan: “barangsiapa yang tidak merasa sedih dengan kematian ulama, maka dia adalah munafik” (diriwayat oleh Suyuuthi).

Imam Al-Baihaqi menyebutkan: “kematian seorang ulama itu lebih disukai oleh Iblis dari pada kematian 70 ahli ibadah”.

Jika Iblis la’natullah senang dengan kematian ulama, lalu bagaimana mereka yang mematikan ulama? Mungkin saja tidak mematikan secara fisik, tapi mematikan segala langkah dan juang para ulama dalam menebar ilmu dan kebaikan.

Iblis dan konco-konconya sangat wajar untuk bersenang dengan meninggalnya ulama, karena memang ulama memiliki posisi yang sangat tinggi. Selain derajatnya ditinggikan, seperti yang disebutkan dalam Al-Quran: “Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa derajat” (Al-Mujadalah: 11). Juga karena Ulama itu memang adalah “pewaris/penerus para nabi” (hadits).

Kedudukan para ulama itulah yang menjadikan seluruh makhluk-makhluk Allah, bahkan semut-semut dalam lubangnya, bahkan ikan-ikan kecil dalam air (al-hiitaan fil maa), mendoakan mereka semuanya.

Sunggguh meninggalnya para ulama memang musibah besar bagi umat ini. Karena meninggalnya mereka adalah pertanda tercabutnya keilmuan dari umat ini. Rasulullah bersabda: “Ambillah ilmu itu sebelum menghilang. Para sahabat bertanya: Bagaimana Ilmu menghilang ya Rasulullah? Beliau menjawab: Sesungguhnya hilangnya ilmu ketika para pembawanya pergi/meninggal” (At-Thabarani).

Dengan meninggalnya Syeikh Ali Jaber dan ulama lainnya, juga membangun keyakinan bahwa umat pastinya lebih tertantang lagi. Tapi umat dengan iman pastinya juga optimis jika di balik kesulitan itu ada kemudahan. Dan di balik tantangan itu pasti ada peluang.

Dan karenanya, sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin: إذاماتالعالم ثلم في الإسلام ثلمة لايسدها الا خلف منه (jika satu ulama wafat, maka terjadi sebuah lubang dalam Islam yang tidak dapat ditambal kecuali oleh generasi penerusnya).

Semoga kita semua dapat menjadi generasi penerus para ulama kita. Generasi yang punya komitmen untuk meneruskan keilmuan, keikhlasan dan karya/amal para waratsatul ambiya (pewaris para nabi) itu.

Terakhir, saya pribadi komunikasi dengan Syeikh Ali Jaber tahun lalu. Beliau mengontak saya untuk difasilitasi mendatangkan imam masjidil haram ke Amerika Serikat. Sayang rencana itu belum terjadi musibah Corona menimpa dunia.

Dan, kini rencana dan niat baik itu telah diterima di sisi Allah bersama beliau yang merencanakan. Selamat jalan Syeikh Ali. Syurga telah menanti engkau…Al-Fatihah!

New York, 14 Januari 2021

Penulis: Shamsi Ali, pendakwah kelahiran Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, saat ini menjadi seorang imam di Kota New York, Amerika Serikat, dan merupakan Presiden Nusantara Foundation.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Bone Adalah Pusat Peradaban Bangsa Bugis
PT Super Tani Indonesia, Mitra Strategis Investasi Pertanian Nasional Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Karya Besar untuk Negeri, Pupuk Organik Plus Super Tani, Solusi Petani Cerdas
Pengaruh Campaign Net Zero Waste dalam Proses Pengelolaan Pendapatan Negara Versi BPDPKS
Skenario Netanyahu dalam Pembunuhan Ismail Haniyah
Heboh AJC di Indonesia
Opini: Tata Kelola dan Layanan Prima ala Bank Syariah
Opini: Urgensi Penyusunan Laporan Keuangan Rumah Ibadah Berstandar ISAK 35

Berita Terkait

Jumat, 21 November 2025 - 23:45

Lepas Atlet Senam ke Pra-Porprov Sulsel, Sekum KONI Makassar: Percaya Diri Hadapi Lawan!

Rabu, 19 November 2025 - 22:58

Selamat, Atlet Dayung Kota Makassar Juara Umum Pra-Porprov Sulsel 2025

Selasa, 18 November 2025 - 07:21

Atlet Cabor Yongmoodo Makassar Tampil Memukau di Ajang Kualifikasi Pra-Porprov Sulsel di Tator

Selasa, 18 November 2025 - 07:18

Cabor Panahan Gelar Latihan Bersama di Lapangan Kostrad Kariango Maros

Selasa, 18 November 2025 - 07:12

17 Atlet Anggar Makassar Raih Juara Umum dan Lolos ke Porprov XVII Sulsel 2026

Senin, 10 November 2025 - 23:34

Cabor Kurash Makassar Lolos Pra-Porprov Sulsel, Ketua KONI Puji Sinergitas Atlet, Pelatih dan Pengurus

Senin, 10 November 2025 - 23:11

190 Atlet Anggar Ikuti Babak Kualifikasi Porprov Sulsel di Mall Nipah Makassar

Senin, 28 Juli 2025 - 13:19

Achmad Faiz Wakili Ponpes Modern Kurir Langit Barru Ikuti Pertandingan Panahan Tradisional SMP-SMA se-Sulsel di Makassar

Berita Terbaru