Bantaeng, Pilarindonesia.com — KKN-PK 67 Posko Desa Bonto Salluang Universitas Hasanuddin sosialisasi program kerja bertajuk “Generasi Cerdas, Tunda Pernikahan Dini Anak”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Desa Bonto Salluang dengan dukungan penuh dari Karang Taruna Je’ne Lumpa serta dihadiri oleh tokoh masyarakat, perangkat desa, dan warga setempat.

Sosialisasi ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap pernikahan usia dini yang masih terjadi di wilayah pedesaan, termasuk di Desa Bonto Salluang. Mahasiswa KKN-PK 67 berinisiatif mengangkat isu ini sebagai program prioritas, dengan harapan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat mengenai risiko dan dampak buruk dari pernikahan dini terhadap anak-anak, khususnya anak perempuan.
Melalui kegiatan ini, Karang Taruna membantu sebagai fasilitator menyampaikan berbagai materi edukatif yang mencakup dampak pernikahan dini terhadap kesehatan fisik dan mental remaja, potensi terhambatnya pendidikan, serta berlanjutnya rantai kemiskinan dalam rumah tangga yang dibentuk di usia yang belum matang. Di samping itu, masyarakat juga diberikan pemahaman mengenai dasar hukum yang berlaku, yaitu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 yang telah menetapkan batas usia minimal perkawinan untuk laki-laki dan perempuan adalah 19 tahun.
Kegiatan ini sejalan dan berkontribusi langsung terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya pada Tujuan 3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera, karena pernikahan dini seringkali berujung pada kehamilan di usia muda yang berisiko tinggi serta kelahiran anak dengan gizi buruk; Tujuan 4 tentang Pendidikan Berkualitas, mengingat pernikahan dini menjadi salah satu penyebab utama anak, terutama perempuan, putus sekolah; serta Tujuan 5 tentang Kesetaraan Gender, karena pernikahan dini ini banyak menimpa anak perempuan dan berpotensi menghambat mereka dalam mengakses hak-haknya secara penuh, baik dalam pendidikan, kesehatan, maupun partisipasi sosial.
Selama kegiatan berlangsung, antusiasme masyarakat sangat tinggi. Para tokoh masyarakat menyampaikan dukungan mereka terhadap upaya pencegahan pernikahan dini dan menyatakan kesiapannya untuk ikut menyosialisasikan pentingnya pendidikan dan kesehatan anak sebagai prioritas utama dalam pembangunan keluarga.
Heri Alwi selaku Ketua Karang Taruna Je’ne Lumpa dan sebagai fasilitator di program kerja ini berharap masyarakat Desa Bonto Salluang semakin sadar akan pentingnya perlindungan terhadap anak-anak dari praktik pernikahan dini dan mampu bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang generasi muda secara sehat, berpendidikan, dan berdaya.
“Saya sangat mengharapkan sosialisasi ini dapat berdampak positif tentunya di Desa Bonto Salluang, agar masyarakat khususnya para orang tua dan remaja, lebih bisa memahami pentingnya menunda pernikahan usia dini demi masa depan yang lebih baik dan terencana.” Harapannya.
Kehadiran Karang Taruna Je’ne Lumpa sebagai fasilitator lapangan sangat membantu keberhasilan kegiatan ini. Mereka tidak hanya mendukung secara teknis, tetapi juga menjadi penghubung yang menjembatani dialog antara mahasiswa, warga, dan tokoh masyarakat agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Editor : Akhdan Abizar
Sumber Berita : Akhdan Abizar