Makassar, Pilarindonesia.com – Yayasan Pendidikan Wahdah Islamiyah (YPWI) menggelar training jurnalistik, di gedung lantai 2 Pendidikan Anak Usia Dini Islam Terpadu (PAUD IT) Wihdatul Ummah, Jalan Abdullah Dg Sirua, Kota Makassar, Sabtu, 19 Juli 2025.

Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari itu diikuti sekitar 20 peserta laki-laki dan perempuan yang merupakan utusan dari sejumlah sekolah Wahdah Islamiyah di Kota Makassar.
Ketua YPWI, Ir. H. Nursalam Siradjuddin, M.Pd., mengatakan tujuan dari pelatihan itu agar guru-guru di Wahdah Islamiyah juga bisa jago menulis berita.
“Harapannya pasca pelatihan ini, para peserta dari setiap utusan sekolah dan pondok, bisa mengangkat dan memberitakan kegiatannya agar sekolah semakin dikenal luas oleh masyarakat,” ujarnya saat membuka acara.
Pelatihan kewartawanan itu menghadirkan dua praktisi media berpengalaman, yakni Irfan Abdul Gani, yang merupakan mantan wartawan di beberapa media nasional, seperti Tempo, Gatra dan VIVA, serta selaku founder dari Pilarindonesia.com.
Juga ada Anwar Aras, pendiri dan pengelola Ummat TV, Berdaulat.id, Luwuk.today, serta pemimpin redaksi Wahdahedumagz.com.
Dalam materinya, Irfan mengenalkan aktivitas kewartawanan, menjelaskan jenis-jenis berita hingga cara menulis berita yang baik dan benar serta seperti apa itu kode etik jurnalistik.
Menurut sosok jurnalis yang sudah belas tahun malang melintang di dunia peliputan itu, wartawan memberitakan sesuatu sesuai fakta dan tidak boleh beropini atau mengandung unsur kebohongan.
“Untuk menjadi wartawan memang dibutuhkan keterampilan dan berintegritas, sehingga produk jurnalistiknya kredibel dan mampu dipertanggungjawabkan,” terang Irfan.
Adapun Anwar Aras menyampaikan materi soal urgensi media dalam mengangkat citra sekolah atau pondok.
Dia menyebutkan, salah satu tujuan pelatihan jurnalistik tersebut juga erat kaitannya dengan usaha setiap sekolah Wahdah Islamiyah untuk dapat mewartakan hajatan yang dianggap layak dan menarik, sehingga khalayak ramai menjadi tahu.
Rahmat, S.Hut., M.Pd., seorang peserta yang merupakan guru dari salah satu pondok pesantren naungan YPWI, merasa bersyukur bisa kembali diberikan pencerahan tentang dunia jurnalistik.
