Makassar, Pilarindonesia.com – Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Salah satu ulama kharismatik Sulawesi Selatan, KH. M. Arif Marzuki, meninggal dunia sekitar pukul 04.00 WITA, di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah, Samata, Jalan Tun Abd Razak, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis, 26 Juni 2025.

Pembina Pondok Pesantren Darul Istiqamah tersebut wafat di usia 83 tahun.
Jenazah Kyai Arif akan dikuburkan di Pemakaman Syuhada Pondok Pesantren Darul Istiqamah Pusat, Maccopa, Kabupaten Maros, setelah dishalatkan di Masjid Jami’ Darul Istiqamah, bakda shalat Ashar, Kamis sore sebentar.
Dalam sebuah tulisannya yang tersebar di WhatsApp, pengasuh Pondok Pesantren Darul Aman Gombara Makassar, Ustadz Ahmad Sahal Abd Djalil, menyebutkan tiap kali Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggil kembali ke haribaanNya seorang ulama, maka sungguh itu adalah musibah bagi umat islam.
Kepergian ulama adalah kesedihan yang teramat mendalam bagi ummat. Wafatnya ulama adalah nestapa yang tak terperikan. Ulama adalah pewaris para Nabi. Wafatnya menjadi pertanda tercabutnya ilmu pengetahuan dari salah satu sumber utamanya. Kepergian ulama laksana padamnya bintang dan lenyapnya pelita penuntun jalan ummat menuju Robbnya.
Dia mengatakan, ada riwayat yang menyebutkan bahwa Iblis lebih senang dengan kematian seorang ulama dari pada kematian 70 ahli ibadah, karena ulama bisa menjadi penghalang bagi kesesatan ummat dari jalanNya. Kelahiran ulama adalah kegembiraan yang tiada tara dan kematiannya adalah kesedihan yang juga tiada tara.
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima seluruh amal ibadah guru kita, orang tua kita semua, almarhum KH. Arif Marzuki Hasan, mengampuni semua khilaf dan dosanya, melapangkan alam kuburnya serta menempatkan almarhum di tempat yang teramat mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan kita yang ditinggalkannya dipilih Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk melanjutkan perjuangan para ulama ulama kita yang telah mendahului,” kata Ustadz Ahmad Sahal.

Editor : Irfan Abdul Gani