Pilar Islam – Visa ziyarah dan visa amil (pekerja) bukan visa resmi haji. Silahkan dipastikan agar haji nyaman serta tidak kucing-kucingan dan susah masuk Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), serta berpotensi melakukan kezaliman ketika haji

Realita menunjukkan, sebagian jamaah haji yang tanpa tashrih ini berani melakukan berbagai bentuk pengelabuan agar terlepas dari razia tashrih yang dilakukan oleh pihak berwenang.
Sebagiannya lagi tanpa merasa bersalah ikut menumpang secara ilegal ke dalam tenda resmi milik jamaah haji yang lain, ikut mengambil jatah makanan yang disediakan untuk jamaah resmi, naik kendaraan jamaah yang lain tanpa izin, dan seterusnya. Tentu ini semua merupakan bentuk kezaliman.
Bagaimana Hukum Haji Tanpa Tashrih?
Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini, tetapi kami lebih condong pada pendapat bahwa haji tanpa tashrih adalah sah, namun berdosa. Artinya seluruh rangkaian ibadah haji yang dia lakukan sah namun di saat yang sama dia juga berdosa. Ini sama halnya dengan orang yang berpuasa tetapi dia bermaksiat, maka puasanya sah tetapi dia berdosa, atau orang yang shalat, namun memakai peci hasil curian.
Hal ini ditegaskan oleh Syaikh ‘Abdullah bin Sulaiman Al Manii’ hafizhahullah, salah seorang anggota Hai’ah Kibaril ‘Ulama. Beliau berkata dalam salah satu fatwanya,
أن من حج بدون تصريح حج يعتبر عاصيًا وآثمًا، مشيرًا إلى أن العاصي إثمه عند الله الذي هو يقدره، وأضاف إن من يحج بهذه الطريقة فحجه صحيح، ولكنه عاص، إن شاء الله عاقبه وإن شاء غفر له، مثل المرأة التي تحج بدون محرم.
“Barangsiapa berhaji tanpa tashrih, maka ia berhaji dengan maksiat dan dosa. Mengenai kadar dosanya adalah perhitungan di sisi Allah. Namun, orang yang berhaji dengan cara seperti ini, maka hajinya sah tetapi dia bedosa. Jika Allah menghendaki, Allah akan menghukumnya. Jika tidak, Allah akan memaafkannya. Ini sama halnya dengan orang yang berhaji tanpa mahram.” (Dinukil dari situs https://majles.alukah.net/archive/index.php/t-167014.html)
Bagi siapapun yang menunaikan ibadah haji tahun ini, kita doakan agar menjadi haji yang mabrur, kembali ke tanah air dengan akhlak serta pribadi yang lebih baik dan semakin menebar kebaikan di tengah masyarakat. Aamiin..
Penulis: Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK., pengasuh https://muslimafiyah.com, alumnus Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta.

Sumber Berita : Facebook Raehanul Bahraen