Makassar, Pilarindonesia.com – Pendemo dari Aliansi Ummat Islam Sulawesi Selatan dan Rakyat Bersatu memadati tepi jalanan di depan Monumen Mandala, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Kamis siang tadi (10/8/2023).
Sambil membentangkan spanduk dan memegang poster bertuliskan sejumlah aspirasi, aksi gabungan aktivis ormas Islam dan relawan emak-emak yang dikomandoi Abdul Samad selaku koordinator lapangan tersebut, cukup menyita perhatian pengguna jalanan.
Koordinator unjuk rasa, Muchtar Daeng Lau, menyampaikan unjuk rasa yang dilakukan itu sebagai bentuk kepedulian dan keprihatinan sebagai anak bangsa yang melihat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam kondisi tidak baik-baik saja.
“Negara yang kita cintai bersama ini dalam kondisi tidak baik-baik saja, karena cengkraman oligarki yang begitu kuat, dan hampir segala lini telah mereka kuasai,” ujarnya.

Ustadz Muchtar, sapaan akrabnya, menyebut termasuk disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja dan Omnibus Law Kesehatan yang dianggapnya sebagai bagian dari pesanan oligarki, sehingga sangat merugikan para pekerja di Tanah Air.
“Oleh karenanya, kami meminta agar UU Omnibus Law Cipta Kerja dan Kesehatan dicabut saja. Belum persoalan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur yang ada rencana menyerahkan kepada investor China dalam hal pengelolaannya, tentu ini akan sangat berbahaya bagi kedaulatan NKRI ke depannya,” tegasnya.
Irfan Abdul Gani, orator selanjutnya, mengatakan persoalan pembangunan IKN semestinya menjadi fokus perhatian seluruh komponen rakyat Indonesia, dan tidak boleh diabaikan, karena ini berkaitan dengan kedaulatan NKRI.
Sementara itu, Sumayyah, salah seorang perwakilan dari emak-emak, yang juga turut berorasi, mengaku merasakan betul betapa susahnya perekonomian sekarang ini.
“Apa-apa sekarang harganya mahal, ekonomi begitu susah, sehingga memang kita butuh perubahan,” tuturnya yang diamini sejumlah emak-emak lainya.