Gowa, Pilarindonesia.com – Pemimpin Redaksi media online Pilarindonesia.com dan tabloid bulanan Koran Pilar Indonesia, Irfan Abdul Gani, melatih sejumlah santri Pondok Pesantren Villa Tahfidzh Himmatul Qur’an Malino, menjadi jurnalis.
Pelatihan yang diikuti sebanyak 19 peserta tersebut berlangsung di dalam lingkungan pondok yang berlokasi di Jalan Batu Lapisi Luar, Desa Malino, Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa, pada Ahad, 26 Februari 2023.

Ustadz Maulil Al-Hanif selaku penanggungjawab kegiatan, mengatakan kegiatan Workshop Jurnalistik Santri yang dirangkaikan dengan launching ekstrakurikuler jurnalistik dan literasi ini dalam rangka mengenalkan santri tentang kerja-kerja kewartawan dan penguatan minat baca dan tulis-menulis di kalangan santri.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur pelatihan ini bisa terlaksana dengan baik, dan juga tentunya, kami mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada Ustadz Irfan Abdul Gani atas kesediaannya datang dan berbagi ilmu kepada santri kami,” ujar Ustadz Maulil.
Dalam pelatihan tersebut, Irfan Abdul Gani memulai dengan materi tentang pengertian jurnalis serta pengenalan lingkup kerja media.

Kemudian, sosok jurnalis yang memulai karir kewartawan di dunia kampus itu menjelaskan mengenai teknik wawancara dan teknik menulis berita.
“Tugas utama seorang jurnalis itu adalah mencari berita dengan mewawancarai narasumber dan mengambil data pendukung lainnya, kemudian ditulis menjadi berita,” kata Irfan.
Selain itu, Irfan, yang sudah berkecimpung selama belasan tahun di ranah media, baik di tingkat nasional dan lokal, langsung melatih para santri untuk melakukan wawancara dengan narasumber lalu ditugaskan menulis hasil interview mereka menjadi sebuah berita.
Para peserta pun disebar ke lapangan yang lokasinya masih berada di dalam lingkungan pesantren. Mereka datang menemui narasumber dengan bermodalkan sebuah topik isu yang telah dibagikan ke setiap kelompok. Mereka pun tampak antusias.

Tak lama kemudian, mereka pun masuk kembali ke dalam ruangan pelatihan dan menyerahkan secarik kertas sebagai bukti pembuatan berita hasil wawancara mereka dengan sejumlah narasumber.
Habib Abdul Azis, salah seorang santri yang menjadi peserta dalam pelatihan jurnalistik itu, mengaku sangat senang bisa turut serta belajar ilmu kewartawan.
Apalagi, untuk pertama kalinya ia ditugaskan meliput dan ia meliput acara pemeriksaan gigi dan mulut yang kegiatannya bersamaan dengan pelatihan jurnalistik itu, dan Habib Abd Azis pun mendapat tugas mewawancarai seorang dokter gigi.
“Ada tantangan tersendiri, dan kami suka dengan kegiatan ini,” ujarnya tersenyum.

Irfan Abdul Gani berharap para santri dapat menggemari dunia tulis menulis dan rajin membaca buku. Meski tak ada cita-cita menjadi jurnalis, namun kata dia, setidaknya ilmu jurnalistik mampu membangkitkan kepercayaan diri para santri untuk tampil dan bergaul dengan siapa saja.