Gowa, PilarIndonesia.com – Rumah Hijau Denassa (RHD) merupakan salah-satu wisata desa yang sangat menginspirasi berbasis kearifan lokal, literasi, dan pemulihan hayati. Dewasa ini, RHD telah memberikan inspirasi bagi para pengunjung mulai dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. RHD terletak di Jl. Borongtala No.58 A, Tamallayang, Kec. Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
RHD didirikan dengan beberapa tujuan; Pertama demi menyelamatkan lahan, hal itu disebabkan pada tahun 2007 (saat didirikan) menjadi tempat pembuangan sampah dan tanahnya digali jadi batu bata; Kedua sebagai area penyelamatan keanekaragaman hayati yang mulai berkurang, bahkan sudah ada yang hilang beberapa jenis tanaman di sekitarnya; Ketiga belum adanya area belajar non formal di Bontonompo pada waktu itu yang mau mengajak anak, warga, pegiat komunitas untuk berinteraksi belajar tentang lingkungan hidup, pemberdayaan, peningkatan kapasitas, dll.
Darmawan Denassa, pemilik RHD, menyampaikan dalam sistem pengelolaan wisatanya selalu aman dari sampah. Setiap pengunjung wajib memuliakan hewan dan tumbuhan, tidak mengganggu koleksi flora dan fauna dalam kawasan. Denassa sangat mengapresiasi pengunjung dengan menyiapkan oleh-oleh yang ramah lingkungan seperti sayur dan buah
“Kami membuat aturan ketat saat berkunjung ke RHD maupun ke Kebun Denassa (Denassa Botanical Garden). Para pengunjung dihimbau tidak membawa bekal yang akan menimbulkan sampah non organik, juga melarang membawa bekal yang berwadah sekali pakai (plastik, styrofoam, dan sejenisnya) wajib bawa tumbler serta tidak membawa makanan instan” jelas Denassa.
Pemilik RHD ini juga menyampaikan bahwa dirinya siap berbagi pengalaman dan inspirasi kepada pemangku kepentingan di desa dan kelurahan Bontonompo, Gowa bahkan tingkat provinsi untuk menggagas dan mengelola ekowisata di RHD untuk mereka replikasi.
“Kami juga sudah menerima beberapa pihak dari dinas Pariwisata tingkat kabupaten di Sulsel yang datang belajar tentang ekowisata. Bahkan ke pengelola perpustakaan atau taman bacaan masyarakat, komunitas literasi, di Gowa, Sulsel, dan Indonesia kami sampaikan bahwa awal berdirinya Rumah Hijau Denassa dari perpustakaan lalu membuat area konservasi dan edukasi, kemudian jadi ekowisata dan kampung literasi” katanya.
RHD telah diundang di berbagai tempat di Indonesia oleh Kemdikbud untuk berbagi pengalaman ke Yogyakarta, Surabaya, Sumatera Utara, Palembang, Kalimantan Barat, bahkan dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim undang ke Samarinda berbagi pengalaman bagaimana mengelola Perpustakaan menjadi ekowisata.
“Tentu saja dengan keberadaan RHD menjadi penyedia sumber udara segar pada lingkungan sekitar dan itu fungsinya sangat penting untuk kesehatan. Tahun 2018 RHD menang mewakili Kecamatan Bontonompo sebagai hutan kota sehat dalam pemilihan kecamatan sehat tingkat kabupaten Gowa” ungkap Denassa.