Enrekang, Pilarindonesia.com – Karang Taruna Enrekang bekerjasama dengan Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Enrekang dan Ikatan Pustakawan (IPI) Enrekang mengadakan dialog nasional kepemudaan bertema “Pemuda Harapan Bangsa: Kritis, Ilmiah dan Enterpreneurship”, di Resto & Cefe Katra, Jl. HOS Cokroaminoto, Kabupaten Enrekang, Selasa (20/12/2022).
Kegiatan itu menghadirkan langsung tokoh intelektual nasional dan internasional, Prof. (madya) Dr. Syamsuddin Arif., seorang peneliti sekaligus pendiri Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) Jakarta, dan Dosen Pascasarjana UNIDA Gontor.
Ustadz Syamsuddin dipanel dengan pembicara lokal, Dr Ilham Kadir, yang juga ketua GPMB dan dosen Universitas Muhammadiyah Enrekang.
Para peserta merupakan perwakilan dari organisasi kepemudaan yang ada di Kabupaten Enrekang.
Acara dialog dipandu langsung oleh Irsan selaku ketua Ikatan Pustakawan Indonesia, Enrekang.
Dialog nasional kepemudaan itu dibuka langsung oleh Bupati Enrekang, H. Muslimin Bando.
Dalam sambutannya, dia mengapresiasi acara dialog yang diinisiasi oleh Karang Taruna dan GPMB itu.
“Saya atas nama kepala daerah mengapresiasi acara dialog kepemudaan ini. Lebih khusus kepada para inisiator terutama dari Ketua Karang Taruna, Ananda Hasri Jack. Awalnya, saya ragu kalau mampu mengurus Karang Taruna karena kesibukannya, tetapi hari ini terlihat kalau beliau di posisi yang tepat sebagai Ketua Karang Taruna Enrekang. Sukses untuk beliau,” tutur Bupati yang ditanggapi dengan aplaus oleh para hadirin.
Selain itu, Bupati juga berterima kasih kepada Ketua GPMB Enrekang Ilham Kadir karena mampu mendatangkan intelektual nasional bahkan internasional untuk mampir di Enrekang dan memberikan pencerahan kepada para pemuda.
“Saya berharap agar acara semacam ini rutin dilaksanakan, supaya para pemuda di Enrekang, bersikap kritis, sebab kalau ada orang yang tidak bisa melakukan kritik itu tidak normal. Jika ingin normal lakukan kritik, dengan catatan harus ilmiah. Salah satu ciri ilmiah itu adalah sesuai fakta. Jika melakukan kritik hanya karena kebencian, tanpa fakta, dan tidak ilmiah, justru merusak karena menyebarkan hoaks,” jelas Muslimin Bando.
Dalam memaparkan materinya, Dr Syamsuddin Arif menekankan pentingnya memahami arti adab secara benar. Sebab kesalahan kita selama ini adalah mengartikan adad hanya sebatas tata krama atau tingkah laku.
“Padahal tata krama itu hanya sebagian kecil arti dari adab, sebab adab itu meliputi iman, ilmu, dan amal.”
Karena itu, sangat relevan jika para pemuda memahami terminologi adab secara komprehensif. Dan tentu saja, selaku bangsa Indonesia, harus paham dan mengamalkan pancasila, yang sila kedua berbunyi, Kemanusiaan yang adil dan beradab.
“Ingat. Kata adil dan beradab itu, bukan bahasa inggris, bukan bahasa sansekerta, bukan pula bahasa Latin, tetapi berasal dari bahasa Arab, yang teruang dalam al-Qur’an dan Hadis,” jelas intelektual yang memahami bahasa Latin, Yunani, Aramik, Arab dan Inggris itu.
Pemateri kedua, Dr Ilham Kadir menyampaikan bahwa pada dasarnya enterpreneurship itu antara lain dapat diartikan sebagai kemampuan melihat peluang yang ada lalu memanfaatkan peluang tersebut untuk membangun usaha dalam aspek ekonomi, atau bekerja dengan baik, tekun dan profesional.
“Tidak mesti anda yang dokter hewan bekerja di sektor peternakan, boleh saja bekerja di lembaga filantropi, tidak mesti seorang alumni PGSD harus mengajar di Sekolah Dasar, tapi boleh saja menjadi pengusaha loundry, dan begitulah seterusnya. Yang penting halal, dan ditekuni, insya Allah sebuah pekerjaan akan mendatangkan rezeki yang halal, walau tidak harus banyak, tetapi cukup.” Terang Pimpinan BAZNAS Enrekang itu.