Makassar, PilarIndonesia.com – Menyambut hari pahlawan 10 November, Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (Lidmi) menggelar “Orasi Kebangsaan”. Kegiatan ini digelar melalui Zoom, menghadirkan peserta dari seluruh pengurus dan kader Lidmi se-Indonesia pada Minggu, 13 November 2022.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia periode 2022-2024, Asrullah, S. H., M. H. Hadir langsung memberikan orasi.
Mengusung tema, “Menemukan Kembali Indonesia Kita”, Asrullah menjabarkan ide-ide besar Lidmi dalam menemukan kembali Indonesia yang ideal. Beliau membuka tentang pentingnya pemuda Indonesia memiliki integritas kebangsaan.
“Kita tidak boleh tergerus oleh tantangan pragmatisme dan kungkungan feodalisme. Lebih bahaya lagi jika jatuh pada sikap apatis dalam melihat persoalan bangsa” ungkapnya.
Asrullah berargumen, menemukan kembali Indonesia kita perlu untuk mengembalikan perdebatan kompleks dan diskusi yang sehat para founding fathers bangsa dalam ruang-ruang kehidupan.
“Dialog dan diskusi adalah cara yang paling efektif untuk membentuk gerakan literasi. Pada zaman dahulu, tokoh bangsa bisa berkontribusi maksimal di tengah keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, mari kita terlibat aktif dalam sirkulasi kepemimpinan yang dimulai dengan gerakan edukasi dan diskusi,” tegasnya.
Asrullah juga menekankan pentingnya untuk melihat kembali sejarah bangsa ini didirikan. Tokoh bangsa tidak hanya berbeda sudut pandang ijtihad politik saja, tetapi mereka hadir dari perbedaan ideologi yang ekstrem. Semua itu dapat diatasi dengan adanya pegangan bersama.
“Ide-ide dari berbagai ideologi itu kemudian diintegrasikan sebagai platform bersama. Kita mengenalnya saat ini dengan nama Pancasila. Makanya sikap feodalisme harus kita hilangkan. Sebab ia tidak pernah ada dalam DNA berbangsa kita” ujarnya.
Terakhir, mahasiswa Doktor Unhas ini menegaskan bahwa untuk menemukan kembali Indonesia kita perlu membangun komunitas yang scientific. Itulah bentuk dari aktualisasi kepemudaan.
“Semua kader lidmi harus terus membaca. Harus terus bergerak, bacaan tersebut mengarahkan gerakan dan gerakannya mengarahkan pada bacaan. Itulah bentuk aktualisasi kita sebagai pemuda dan mahasiswa. Kita dikenal sebagai komunitas pendukung sains dan pencapaian akademik yang didorong oleh moral keagamaan” pungkasnya.