Jakarta, Pilarindonesia.com – Baru-baru ini pegiat media sosial, Eko Kuntadhi, menghina Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz, yang berasal dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Semua bermula dari cuitan Eko di Twitter yang mengunggah potongan video Ning Imaz. Di dalam video yang diproduksi oleh NU Online itu, Ning Imaz sedang menjelaskan tentang tafsir Surat Ali Imran ayat 14. Video ini juga diunggah di TikTok NU Online dengan judul Lelaki di Surga Dapat Bidadari, Wanita Dapat Apa? Eko pun menulis sesuatu terkait potongan video tersebut. Namun, cuitan Eko tersebut sudah dihapus.
“Jadi bidadari itu bukan perempuan? Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan,” demikian kata Eko, Rabu (14/9/2022).
Lalu siapakah sebenarnya Ning Imaz?
Ning Imaz Fatimatuz Zahra atau yang karib disapa Ning Imaz merupakan putri dari pasangan KH Abdul Khaliq Ridwan dan Nyai Hj Eeng Sukaenah, pengasuh Pondok Pesantren Putri Al Ihsan Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Dari garis keturunan, Ning Imaz sendiri merupakan cucu dari Syekh Ihsan Muhammad Dahlan Al-Jampasy, pengarang kitab Siraj ath-Thalibin. Ilmu dari sang ayah dan kakeknya itu mengantarkan Ning Imaz menjadi seorang penghafal Qur’an (hafidzah) dan ahli fiqih.
Kecintaanya pada bidang fiqih ini terlihat sejak Ning Imaz duduk di bangku Tsanawiyah setingkat SMP. Ia turut aktif dalam diskusi antar ahli keilmuan Islam, utamanya fikih di lingkungan pesantren-pesantren yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU) atau biasa dikenal dengan forum bahtsul masail.
Ketekunannya dalam bidang fiqih juga membawa perempuan 37 tahun ini turut berdakwah membidik anak muda melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.
Ning Imaz juga menjadi pengisi kajian tetap “Suara Muslimah” di kanal Youtube NU Online. Salah satu pembahasan yang pernah dimuat, yakni soal suara perempuan yang sering dianggap aurat.
Sumber: www.nu.or.id