Jika Ramadhan kita ibaratkan sekolah atau universitas, maka taqwa menjadi gelarnya.
Seyogyanya kita berusaha lulus dan mendapatkan gelar taqwanya.
Nah, ada beberapa hal pertanda kita telah mendapatkan gelar kebaikan ini.
Semakin mudah mengerjakan ketaatan dan sulit melakukan kemaksiatan.
Ramadhan penuh dengan amal kebaikan, ada banyak pahala berlipat ganda menanti.
Jika di bulan Ramadhan kita mudah mengerjakan ketaatan, seyogyanya di bulan lain pun demikian.
Sesuatu yang asalnya halal atau mubah bisa kita hindari, makan dan minum misalnya. Seharusnya terhadap sesuatu yang jelas haram tentu lebih bisa kita jauhi.
Jika ramadhan kita bermakna, setelah ini kita tetap mudah mengerjakan amal shalih. Seperti menjaga shalat wajib maupun sunnah, puasa sunnah, gemar bersedekah serta semangat menuntut ilmu dsb. Utamanya menegakkan shalat lima waktu sebagai pola dasar hidup.
Inilah rahasia keberkahan hidup Rasulullah, menjaga kedekatan dengan Rabbnya. Ketika shalat, jiwa dan pikiran seseorang dalam kondisi tenang. Hanya orang yang tenang dan bahagia bisa produktif mengerjakan berbagai agenda kebaikan.
{ فَأَمَّا مَنۡ أَعۡطَىٰ وَٱتَّقَىٰ }
_”Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,”_
{ وَصَدَّقَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ }
_”Dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga),”_
{ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡيُسۡرَىٰ }
_”Maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan).”_
(QS. Al-Lai:5-7).
Orang yang bahagia akan mudah mengerjakan kebaikan.
Sebaliknya sulit melakukan keburukan, jiwanya tidak tenang, urusannya berantakan.
{ وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسۡتَغۡنَىٰ }
_”Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah),”_
{ وَكَذَّبَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ }
_”Serta mendustakan (pahala) yang terbaik,”_
{ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡعُسۡرَىٰ }
_”Maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan).”_
(QS. Al-Lail: 8-10).
Terhadap keburukan selalu berusaha menghindarinya.
Puasa secara khusus mendidik kita mengendalikan hawa nafsu, tidak mudah tergoda karena punya tekad kuat. Senantiasa mudah dan dekat dengan kebaikan.
“Sesungguhnya kesulitan dalam melaksanakan ketaatan akan hilang, namun yang tinggal pahalanya” kata Imam Ibnul Jauzi.
“Dan adapun kenikmatan dalam berbuat keburukan juga akan pergi, akan tetapi yang tersisa ganjaran dosanya” sebutnya.
_Wallahu ‘Alam._
Ahad, Ramadhan 1443 H
24 April 22
📲 Tulisan inspiratif lainnya bisa disimak via
💡 Grup WA (satu arah)
Daftar disini
https://bit.ly/3pqDNOD
https://bit.ly/3pqDNOD
🎙️ Follow akun IG
@muhammadscilta
Penulis: Muhammad Scilta Riska, Alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab, STIBA Makassar.