Siapa pun Anda, yang saat ini sedang berjuang dalam berbagai lapangan usaha dan aktifitas dunia demi mencari rezeki dan karunia Allah, pejabat pengusaha, pebisnis, wirausahawan, pelajar, dan sebagainya, jika Anda selalu dan terus menerus hanya mengandalkan Allah Azza wa Jalla, bersandar hanya kepada Nya, memuji dan menyanjung Nya, serta konsisten mematuhi perintah-Nya, menunaikan setiap kewajiban ibadah kepada Nya, maka Andalah orang yang berberkah itu.
Keberkahan hanya dinilai dan diukur dengan barometer ketaatan dan kepatuhan kepada Allah Azza wa Jalla, artinya sejauh mana seseorang semakin taat dan patuh kepada Allah melalui berbagai sarana dan fasilitas yang direzekikan kepadanya, maka sebesar itu pula keberkahan yang ia peroleh dalam hidupnya.
Perhatikanlah ungkapan Nabi Isa bin Maryam Alaihissalam, yang Allah firmankan di dalam Alqur’an surah Maryam 32 – 32:
(وَجَعَلَنِیمُبَارَكًاأَیۡنَمَاكُنتُوَأَوۡصَـٰنِیبِٱلصَّلَوٰةِوَٱلزَّكَوٰةِمَادُمۡتُحَیࣰّا وَبَرَّۢابِوَٰلِدَتِیوَلَمۡیَجۡعَلۡنِیجَبَّارࣰاشَقِیࣰّا)
Artinya :
Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi, di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka
Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa keberkahan itu erat kaitannya dengan menjalankan perintah ibadah berupa shalat, zakat serta berbakti kepada kedua orangtua.
Bahkan ia tidak bisa terlepas darinya sepanjang usia hidup seseorang di mana pun ia berada.
Sementara kebanggaan dan kesombongan adalah sikap hidup yang dapat menghapus keberkahan tersebut dari hidup seseorang, walau pun ia berlimpah harta dan kenikmatan dunia, melejitnya karir, pangkat dan jabatan serta banyaknya harta dan besarnya keuntungan, bukanlah tolok ukur berkahnya kehidupan seseorang dan usaha yang digelutinya.
Andai saja besarnya kekuasaan dan banyaknya harta kekayaan yang menjadi ukuran keberkahan untuk seseorang dalam hidupnya, maka tentu saja Raja Fir’aun, Namrud serta konglomerat terkaya sepanjang sejarah, yaitu Qarun adalah manusia yang paling berberkah, namun ternyata justru merekalah manusia paling terkutuk dan tercela.
Oleh karena itu, berhentilah untuk selalu mengukur dan menganggap keberkahan itu hanya menggunakan barometer kenikmatan dunia belaka.
Semoga seluruh sahabat- sahabatku yang saat ini tengah berjuang dalam setiap aktifitas usaha dan bisnisnya, senantiasa dilimpahkan keberkahan oleh Allah Azza wa Jalla.
Aamiin..
Makassar, 30 Desember 2021
Penulis: Fadlan Akbar. Lc., M.H.I., dosen STIBA Makassar