Jakarta, Pilarindonesia.com – Muslimah Wahdah Islamiyah mengadakan kegiatan Webinar dan Silaturahmi Nasional bertajuk “Peran Perempuan dalam Pendidikan dan Perlindungan Anak Indonesia”, Sabtu (23/10/2021).
Hadir sebagai pembicara, yakni Dra. Eko Novi Ariyanti R.D, M.Si., yang merupakan Asisten Deputi Peningkatan Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Dalam pemaparannya di room virtual selama kurang lebih 40 menit, Eko Novi menjelaskan urgensi pengasuhan.
Menurutnya, pengasuhan anak merupakan pusat pembangunan nasional untuk mendapat SDM berkualitas dan sejalan dengan prinsip SDGs.
Eko Novi menyebut, penduduk Indonesia didominasi oleh generasi milenial dan gen Z yang merupakan penduduk kelompok anak, remaja dan pemuda.
“Banyak sekali permasalahan anak, salah satunya adalah angka kekerasan, di mana satu dari lima anak perempuan dan satu dari tiga anak laki-laki mengalami kekerasan fisik,” bebernya.

Eko Novi melanjutkan, belum lagi masalah di tengah pandemi Covid-19, terdata sebanyak 58 persen anak merasa tidak senang saat menjalani proses belajar di rumah karena sulit berinteraksi dengan teman-temannya. Selain itu, sebanyak 57 persen perempuan mengalami peningkatan stres dan kecemasan akibat bertambahnya beban pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan.
Eko Novi menyampaikan bahwa setiap anak mendapatkan pengasuhan positif dengan dua indikator, yakni anak diasuh oleh orangtua maupun orangtua pengganti, tidak hanya kuantitas tetapi juga kualitas pengasuhan.
Untuk bisa mewujudkan indikator ini butuh dukungan dari banyak pihak, termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama dan ormas berbasis komunitas. Kepentingan terbaik bagi anak menjadi pertimbangan utama dan mempertimbangkan tahapan tumbuh kembang anak.
Sehingga peran perempuan ibu dalam peningkatan menjadi prioritas dalam pergerakan bangsa.
“Peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan pengasuhan anak menempati urutan kedua dari lima arahan Presiden Republik Indonesia, sehingga topik ini harus menjadi prioritas dalam pergerakan bangsa,” jelas Eko Novi.
Untuk itu, dia mengajak kepada seluruh elemen untuk bersinergi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, termasuk Muslimah Wahdah Islamiyah.
Eko Novi menganggap, Muslimah Wahdah Islamiyah sebagai ormas yang berbasis komunitas untuk bisa membantu menyuarakan topik ini hingga ke lapisan masyarakat bawah.
Adapun Ketua Umum Wahdah Islamiyah, H. Dr. Zaitun Rasmin, Lc, MA., yang didaulat sebagai keynote speaker, memaparkan tentang perlunya sebuah upaya dalam pendidikan di masa yang akan datang.
“Pendidikan tidak semata-mata dalam makna umum, sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Namun, pendidikan dalam hal ini harus menyuluruh, menyentuh seluruh aspek kehidupan, melahirkan pembangunan manusia seutuhnya, baik dalam aspek kognitif/akal, jasmani, dan tentu saja menyentuh aspek ruhiyah yang merupakan unsur terpenting dari diri manusia,” jelasnya saat pembukaan kegiatan.
Ustadz Zaitun mengatakan, pihaknya saat ini berusaha merangkum seluruh konsep pendidikan ke dalam lingkup kegiatan dan program Wahdah Islamiyah yang bisa disumbangkan untuk bangsa.