Makassar, Pilarindonesia.com – Muslimah Wahdah Islamiyah Pusat bekerja sama dengan tim edukasi Covid-19 dan tim Dokter Muslimah Wahdah Islamiyah, menggelar webinar bertema “Meretas Covid-19 Varian Delta, Bagaimana Perilaku kita”, pada Ahad (25/7/2021).
Menghadirkan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (Paru) RS Persahabatan Jakarta, dr Erlina Burhan, dan dokter spesialis gizi klinik, dr Karmila. Acara yang berlangsung lewat aplikasi Zoom itu diikuti sekitar 5000 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Dalam pemaparannya, dr Erlina menjelaskan empat sub-topik penting, yaitu mengenal Covid-19 varian delta, seberapa menular varian delta, gejala terinfeksi varian delta, dan apa risiko ke depan.
Menurutnya, varian delta tiga kali lebih cepat penularannya dari Covid 19. “Kenapa virus bisa bermutasi? karena seperti anti bodi kita, juga bertahan dan memerangi virus. Virus juga makhluk yang tidak punya otak, rupanya juga bermutasi untuk bertahan hidup dalam tubuh kita, sehingga jika virus bisa bermutasi, maka hendaknya kita manusia yang memiliki bodi, pikiran dan otak harus juga bisa bermutasi pada gaya hidup baru yang lebih bersih, sehat dan lain-lain,” terangnya.
“Varian delta prokesnya masih sama dengan virus sebelumnya, wajib cuci tangan, wajib pakai masker, wajib jaga jarak aman 2 meter, hindari keramaian dan tetap di rumah. Dua poin terakhir boleh dilonggarkan jika terpaksa, namun tetap menjaga tiga poin pertama, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan,” jelas dr Erlina menambahkan.
Selain itu, dia menyarankan agar melakukan vaksinasi. Erlina menganggap vaksin sangat bermanfaat. Mengenai risiko seperti gumpalan darah yang terjadi di sebagian orang, dia menyebut akan mampu diatasi.
Kendati demikian, Erlina mengatakan, dengan melakukan vaksin, bukan jaminan bahwa seseorang tidak akan terpapar virus lagi. Namun gejalanya akan menjadi lebih ringan sehingga tidak begitu membutuhkan perawatan rumah sakit. Risiko kematian pun dianggapnya akan mampu berkurang.
Adapun dr Karmila menyampaikan, virus varian delta tidak memilih usia. Risiko dan gejala akan tetap sama menjangkau pada semua jenjang usia, baik anak-anak hingga usia tua. Terutama berisiko kematian pada orang yang memiliki komorbit (peyakit bawaan), sehingga meski memakai cadar tetap harus pakai masker.
“Menjaga pola makan, pola tidur, hindari stres, pilah-pilih informasi yang dibaca, rutinkan berjemur. Pukul 11.00 hingga pukul 13.00 adalah waktu yang baik untuk memperoleh vitamin D. Namun jika berisiko pada kulit bisa melakukannya di bawah jam tersebut,” sarannya.