Jakarta, PilarIndonesia.com – Sejumlah aktivis pergerakan lintas organisasi dan profesi melakukan kegiatan bertajuk ‘Dialog Kebangsaan’ dalam rangka menyoroti problematika keumatan dan kebangsaan pada Sabtu (20/3).
Sejumlah aktivis pergerakan lintas generasi dan profesi yang hadir dalam Dialog Kebangsaan tersebut di antaranya, Dr. Bahrul Khair, M.Si, Bagus Handoko, SE, M.Si, Suhendra, SH, Zulkarnain, Zulbadri, Drs. Syamsir Alam Lubis, Dr. Abdurrahman, dan Dr Amirsyah Tambunan MA.
Dialog kebangsaan yang digelar di Ladang Edukasi Memanah dan Berkuda, Deli Serdang, Sumut ini berlangsung secara terbuka dan penuh keakraban.
Lebih dari itu, kegiatan yang mempertemukan sejumlah aktivis pergerakan lintas generasi dan profesi ini diwarnai dengan sumbang ide, pendapat dan pemikiran menyangkut masalah-masalah keumatan dan kebangsaan.
Amirsyah yang turut hadir dalam Dialog Kebangsaan tersebut menjelaskan, setidaknya ada 3 (tiga) poin penting dari pertemuan tersebut yang direkomendasikan dalam rangka menyikapi problem keumatan dan kebangsaan saat ini.
Pertama, adanya kesepahaman bahwa bangsa ini harus diselamatkan dari ideologi kapitalisme dan sosialisme.
“Saat ini bangsa tengah mengalami degradasi. Seperti kehilangan jati diri. Demokrasi kita berada pada titik nadir. Ini karena pengaruh paham-paham sosial dan liberal. Karena itu harus kita selamatkan,” tegas Amirsyah kepada wartawan, Ahad (21/3)
Kedua, adanya keprihatinan saat ini karena kekuatan partai politik harusnya menjadi kekuatan penyeimbang untuk melakukan ‘check and balance’ dalam melakukan kontrol terhadap demokrasi di tengah turunnya indek demokrasi di Indonesia.
Ketiga, harus ada satu agenda nasional yang menjadi perekat kekuatan masyarakat dan kekuatan moral bangsa untuk menyelamatkan bangsa dari krisis ekonomi ditengah pandemi Covid 19.
“Hasil dialog kebangsaan kemarin melahirkan tiga poin ini. Tentu ini menjadi catatan penting dan menjadi perhatian kita semua dalam menyelesaikan masalah keumatan dan kebangsaan yang mendera,” tutup Amirsyah. (Arif)