Makassar, Pilarindonesia.com – Wahdah Peduli Pusat menyelenggarakan Konsolidasi Nasional Wahdah Peduli secara virtual, Sabtu (20/3/2021).
Mengangkat tema “Mewujudkan Soliditas dan Profesionalisme dalam Kesiapsiagaan Bencana”, konsolidasi nasional ini dihadiri sekitar 290 peserta yang merupakan anggota Wahdah Peduli wilayah dan daerah se-Indonesia.

Ketua Wahdah Peduli, Ustadz Muhammad Musri, mengatakan dalam sambutannya, tugas utama Wahdah Peduli adalah sebagai perwajahan organisasi dalam penanggulangan bencana.
Dia menyampaikan, visi dari Wahdah Peduli adalah menjadi organisasi kemanusiaan yang kredibel dan mendunia dalam mewujudkan masyarakat yang bermartabat.
“Sejak terbentuk, alhamdulillah Wahdah Peduli telah turun di beberapa bencana nasional,” tutur Ustadz Musri.

Dalam acara itu, hadir sebagai pembicara, masing-masing Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dra Eny Supartini, dan Ketua Umum Wahdah Islamiyah DR KH Muhammad Zaitun Rasmin.
Dalam materinya yang berjudul “Penguatan dan Pembinaan Relawan Penanggulangan Bencana”, Eny memulai tentang informasi bencana Indonesia sepanjang 2021.
Dia memaparkan, hingga 17 Maret 2021 total bencana di Indonesia berjumlah 839.
Eny berharap informasi tersebut diharapkan akan men-trigger Wahdah Peduli agar lebih responsif bersama pemerintah.
Setelah itu, dia memaparkan tentang Panca Dharma Relawan Penanggulangan Bencana (PB), yang meliputi keahlian relawan, pembinaan Relawan PB, peran Relawan PB saat tidak terjadi bencana – pra-bencana – saat tanggap darurat bencana, Desk Relawan, dan informasi bencana tanah longsor Sumedang – banjir Kalimantan Selatan – Gempa Sulawesi Barat.
Materi kemudian dilanjutkan dengan penguatan oleh Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin. Dalam materinya Ustadz Zaitun menyampaikan, Wahdah Islamiyah menginginkan semua pengurus dan relawan Wahdah Peduli bisa memandang ke depan bahwa Relawan Wahdah Peduli bukan hanya ingin membantu orang lain di sekitarnya, tapi juga dapat membantu antar Provinsi dan berbagai daerah pelosok di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri.
“Relawan-relawan Wahdah Peduli sesungguhnya melakukan tugas yang sangat penting, bukan hanya secara langsung membantu korban, tapi juga menjadi jembatan dakwah,” papar Ustadz Zaitun.
Dia juga mengamanahkan kepada seluruh relawan agar memaksimalkan kemampuan dengan pelatihan-pelatihan, baik secara keleembagaan maupun secara pribadi.
Terakhir, Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI ini berpesan, ukhuwah dan sinergitas dalam kegiatan kebencanaan harus dibangun, baik sebelum maupun setelah terjadi bencana.
Selain dua materi penguatan, dalam konsolidasi nasional ini juga disosialisasikan SOP kebencanan Wahdah Peduli, launching aplikasi Wahdah Responsif, dan konsultasi anggota Wahdah Peduli se Indonesia kepada Pimpinan Wahdah Peduli Pusat.
Laporan: Rustam Hafid, Wahdah Islamiyah