Pilarindonesia.com–Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Kabar duka datang dari pakar psikologi islam modern, Prof. Dr Malik Badri asal Malaysia. Ia dikabarkan menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Senin 8 Februari 2021 bertepatan dengan 26 Jumadil Akhir 1442 H di Malaysia.
Prof Malik adalah profesor dalam bidang psikologi islam modern berkewarganegaraan Malaysia. Pemikirannya tentang pendidikan psikolog banyak diserap oleh murid-murid beliau dari Indonesia.
Baca Juga:Resmikan Masjid dan Rumah Tahfidz di Pattallassang, Adnan Harap Mampu Lahirkan Penghafal Qur’an
Sedih mendengar wafatnya Prof. Dr. Malik Badri. Salah satu karya monumentalnya adalah buku “Dilema Psikolog Muslim” yang menjadi buku wajib bagi pelajar piskologi Islam. Semoga Allah SWT memberikan ketenangan di kuburnya.
Semasa hidupnya beliau menghabiskan waktunya mendalami psikologi modern selama hampir setengah abad lamanya, pakar bernama lengkap Malik Babikir Badri ini dikenal luas lewat bukunya The Dilemma of Muslim Psychologists. Ketidakselektifan psikolog muslim, menurutnya, telah menyebabkan mereka mengikuti pola pikir dan pendekatan kaum Yahudi dan Kristen, meskipun cara itu berkualitas rendah dan tidak islami.
Baca Juga:Dunia Kedokteran Kembali Berkabung, Dokter Senior di Makassar Wafat Akibat Terpapar COVID-19
Persis seperti dinyatakan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadis: “… bahkan jika mereka masuk ke dalam lubang biawak pun, orang Islam tanpa pikir panjang akan mengikutinya.” Yakni mengambil bulat-bulat psikologi Barat modern dan menerapkannya di dunia Islam.
Prof. Malik Badri lulus dari American University of Beirut tahun 1956, meraih doktor dari Universitas Leicester, Inggris 1961, dan mengantongi gelar profesor sejak 1971. Namanya tercatat sebagai Fellow dan Chartered Psychologist, British Psychological Society, anggota dewan pakar UNESCO, dan pendiri sekaligus presiden International Association of Muslim Psychologists. Kini ia tercatat sebagai pengajar di Universitas Islam Internasional Malaysia.
Baca Juga:Innalillahi….Ibu Mertua Ustadz Zaitun Rasmin Wafat
Di tengah beragam kesibukannya, pria asal Sudan kelahiran 16 Februari 1932 dan ayah tujuh anak ini, Senin (7/9) petang lalu menerima wartawan Islamia, Dr. Syamsuddin Arif, di kantornya, di kampus Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM) Gombak, Kuala Lumpur.
Dalam sebuah wawancara Prof Malik menyampaikan alasan yang melatarbelakangi keahliannya terjun ke bidang psikologi.
“Semula saya ingin kuliah bidang farmasi. Namun, setelah mengambil mata kuliah psikologi, minat saya berubah. Apalagi waktu itu – tahun 1950-an – psikologi sebagai disiplin tersendiri sama sekali belum dikenal,” ungkapnya.
Baca Juga:Innalillahi… Mantan Direktur LBH Makassar Abdul Muttalib Tutup Usia
Menurutnya psikologi sangat sedikit peminat dan pelajaran yang dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan.
“Di negara-negara Arab ketika itu psikologi hanya diajarkan sebagai cabang dari ilmu pendidikan. Kemudian secara pribadi sebagai Muslim saya juga tertarik untuk memahami ajaran agama saya terutama yang berkaitan dengan sains modern. Saya pikir, orang Islam harus belajar psikologi agar bisa menanggulangi berbagai krisis sosial yang diimpor dari Barat. Dua hal itulah yang mendorong saya untuk menekuni psikologi,” terangnya.