Hulu Sungai Tengah, Pilarindonesia.com–LAZ Al Azhar bersinergi dengan Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) dalam mendistribusikan bantuan paket sembako dan logistik untuk penyintas banjir bandang di Desa Hantakan, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa 2 Februari 2021.
Tim Formula Tanggap Bencana LAZ Al Azhar itu terjun langsung menyalurkan bantuan menuju titik lokasi terparah salah satunya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
BPBD Provinsi Kalimantan Selatan mencatat, ada 256.516 jiwa yang terdampak di 11 kabupaten/kota. Kemudian di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sendiri terdapat 16.100 KK atau 64.400 jiwa yang terdampak banjir.
Baca Juga:Relawan Wahdah Inspirasi Zakat Berjibaku Membantu Korban Banjir Kalimantan Selatan
Manager Pendistribusian LAZ Al Azhar, Faridun Nidhom mengatakan, meski banjir mulai surut pada Jum’at 22 Januari 2021 lalu, hingga kini warga masih bertahan di posko pengungsian yang disediakan BPBD setempat. Hal ini disebabkan karena rumah mereka hanyut terbawa arus dan masih terendam lumpur tebal.
“Pendistribusian terus kami lakukan secara bertahap dengan memberikan bantuan paket sembako, menyediakan posko medis, makanan siap saji dan logistik untuk keperluan para penyintas,” kata Faridun dalam keterangannya, Rabu 3 Februari 2021.
Ia menerangkan, bantuan paket sembako yang disalurkan tersebut berisikan kebutuhan pokok untuk sehari-hari seperti beras, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, susu, makanan kaleng dan perlengkapan protokol kesehatan.
“Paket disiapkan dengan pengemasan yang rapat untuk menjaga barang agar tetap higienis,” urainya.
Baca Juga:Peduli Korban Banjir Kalsel, Tim WIZ dan WP Salurkan Bantuan dan Berikan Trauma Healing
Fitriany, salah seorang korban banjir mengatakan, dirinya terpaksa tetap tinggal di posko pengungsian bersama 3 orang anak dan suaminya karena rumah mereka hanyut terseret banjir bandang.
“Terimakasih untuk donatur MTT dan LAZ AL Azhar atas bantuan yang diberikan, tentu ini menjadi sangat bermanfaat buat kami,” kata Fitriany
“Kami sekeluarga sangat berharap bencana ini segera pulih dan kami bisa memiliki hunian kembali walaupun sederhana. Suami saya dapat bekerja kembali dan aktivitas dapat dilakukan seperti dahulu karena kami ingin segera mandiri seperti sedia kala,” imbuhnya.
Baca Juga:Geger Pulau Lantigiang di Selayar Dijual Seharga Rp900 Juta
Diketahui, keluarga ini menjadi salah satu korban dari ribuan pengungsi yang membutuhkan bantuan terutama keperluan mendesak sehari-hari.
Sementara ini, keperluan pakaian dan makanan siap saji ditanggung oleh tim BPBD dan donasi dari relawan setempat.
Banjir bandang yang terjadi pada awal tahun 2021 ini merupakan bencana dahsyat yang belum pernah terjadi dalam kurun waktu 50 tahun. (*)