Mamuju, Pilarindonesia.com–Warga di Posko Pengungsian Perbukitan Tampalang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju tersebar di kurang lebih 20 tenda. Mereka memilih mengungsi di lokasi yang jauh dari tempat tinggal mereka yang sangat dekat dengan area laut.
Ada ratusan Kepala Keluarga yang mengungsi dilokasi tersebut. Masing-masing tenda bisa memuat tiga sampai enam Kepala Keluarga. Kebutuhan yang relawan pasok meliputi bahan makanan, sampai kebutuhan bayi seperti susu, pampers, dan perlengkapan untuk wanita.
“Kami terpaksa mengungsi disini dek. Rumah kami di bawah itu sudah hancur. Kami juga takut karena nanti ada tsunami,” kata Abdul Rasyid perwakilan warga di lokasi pengungsian itu.
Tim relawan Wahdah Islamiyah yang dikomandoi oleh Ridwan Umar melakukan perjalanan sejam lebih dari posko induk yang terletak di kota Mamuju. Ia menjelaskan, suplai logistik yang dilakukan oleh relawan, menjangkau lokasi-lokasi terjauh. Sebab, menurutnya, salah satu tantangan penyebaran logistik di pelosok Mamuju kebanyakan di lokasi yang pegunungan dan jarang mendapatkan bantuan.
“Tempat ini kalau kita lihat tidak pernah terjangkau bantuan karena memang tak nampak dari jalan raya. Kalau kebanyakan warga lain memang memilih di depan rumah masing-masing, tapi tidak dengan warga disini,” katanya
Bantuan dari berbagai daerah di pelosok Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan berbagai daerah di sekitar Sulawesi Barat, dari pantauan relawan mengalamai kenaikan. Beberapa armada beberapa hari ini sudah sampai di kota Mamuju, termasuk yang berada di posko induk Wahdah Islamiyah di kompleks SDIT Wildan, Jalan Musa Karim, Kelurahan Rangas, Kecamatan Mamuju, Kota Mamuju, Kabupaten Mamuju.
Sementara itu, lokasi yang rawan penjarahan di sekitar jalan Tapalang dari pantauan relawan sudah relatif aman. Namun isu penjarahan masih terdengar jika memasuki waktu malam.
“Kami informasikan kepada setiap relawan yang masuk untuk selalu waspada. Baiknya memang meminta aparat untuk tegas melakukan pengamanan,” jelas Ridwan.