Majene, Pilarindonesia.com – Pasca gempa bumi 6,2 skala richter yang mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, pada Jumat dini hari pekan lalu, masih menyisahkan trauma mendalam terhadap warga.
Seperti sebagian besar warga di Desa Onang Utara, yang berlokasi di kawasan pesisir pantai Majene, Kabupaten Majene, mereka mengaku belum berani menginap di rumahnya.
“Kami sudah empat malam nginap di gunung. Masih takut,” kata Rohani, salah seorang warga, Senin, 18 Januari 2020.
Menurut ibu rumah tangga yang kediamannya bersebelahan langsung dengan lautan itu, anggota keluarganya yang berjumlah beberapa orang belum ada yang berani tinggal lama dan menginap di rumahnya.
Rohani mengisahkan, saat gempa mengguncang pada Jumat dini hari pekan lalu, karena khawatir dengan naiknya air laut atau tsunami, mereka pun berlarian ke atas gunung.
“Sekitar pukul 02.30 dini hari, kami semua berlarian ke atas gunung,” tuturnya
Rohani menyampaikan masih akan kembali ke pegunungan, lokasi tenda pengungsian berada, setelah melihat-lihat dan membersihkan rumahnya.
“Nanti kami akan menginap lagi ke gunung. Kami hanya sekadar turun ke rumah untuk bersih-bersih dan melihat kondisi rumah,” kata perempuan berjilbab itu.
Laporan: Irfan dari Majene, Sulawesi Barat.
Editor: Supriadi