Makassar, Pilarindonesia.com – Wahdah Islamiyah menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) XIII yang dikemas dalam bentuk webinar, mulai Jumat hari ini hingga Ahad, 27 Desember 2020.
Wakil Menteri Agama, KH Zainut Tauhid Sa’adi, yang tampil memberikan sambutan dan membuka acara tersebut, mengaku sangat bersyukur bisa bersilaturrahim dengan alim ulama dan para adzatidz di Wahdah Islamiyah.
“Saya menyampaikan permohonan maaf dari Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia dan Menteri Agama yang tidak sempat hadir untuk membuka acara ini dikarenakan adanya kegiatan yang tidak kalah pentingnya. Mereka hanya menyampaikan doa dan harapan agar Mukernas ini bisa berjalan lancar,” ujarnya melalui aplikasi Zoom.
Menurut Zainut, pertemuan tersebut mempunyai makna yang sangat penting untuk saling menguatkan, terutama dalam merumuskan program yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Dia pun mengingatkan tentang keberadaan dan keberlangsungan bangsa ini berkat perjuangan para pejuang, termasuk alim ulama yang ada di dalamnya, sehingga misi terciptanya baldatun thoyyibatun wa rabbhun ghaffur atau negeri yang baik dengan Rabb Yang maha Pengampun, harus tetap diupayakan.
Selain itu, Zainut menyampaikan, penting bagi sesama anak bangsa untuk terus meneguhkan sikap menghormati dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara yang telah menjadi kesepakatan bersama. Kesepakatan berbangsa yang dimaksud, seperti Pancasila sebagai dasar negara, UUD 45 sebagai konstitusi, dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Umat Islam memahami bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang komprehensip, kaffah, syumuliyah dan mutakamil. Umat Islam siap menerima prinsip-prinsip kebangsaan tersebut sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariat.
Wamenag juga mengingatkan tentang kemajemukan umat dan bangsa ini. Kemajemukan bangsa berupa keragaman tradisi dari suku, ras dan agama. Lebih khusus lagi bahwa kemajemukan itu juga terdapat dalam tubuh umat Islam.
Karena itu, umat Islam perlu merawat keragaman tersebut agar umat dan bangsa ini tetap utuh dan tercapainya cita-cita baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.
“Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk senantiasa dengan penuh kesadaran menjaga hubungan persaudaraan yang rukun antar sesama umat Islam, ukhuwwah Islamiyah. Untuk menuju tauhidul ummah (persatuan umat). Perlu diingat, kita juga berdampingan dengan umat agama lain. Kita dituntun untuk membangun persaudaraan antarsesama anak bangsa, ukhuwah wathaniyah. Jangan sampai perbedaan yang ada itu menimbulkan perpecahan,” terang Zainut.
Menurutnya, saat ini umat Islam masih disibukkan dengan perbedaan furu’iyah dan tidak fundamental. Dia menyarankan perlu upaya menggalang persatuan agar umat Islam yang besar ini mampu menjalankan peran kenegaraan dan kebangsaan secara proporsional.
“Agar umat Islam dapat mengambil peran-peran kenegaraan dan kebangsaan, serta lebih fokus untuk mewujudkan cita-cita bersama dalam rangka mendirikan negara dan bangsa yang dapat memelihara nilai-nilai keluhuran agama dan juga untuk menciptakan kesejahteraan umat manusia. Jangan sampai kita ini jumlahnya besar tapi peran kita kecil,” pesan Zainut.
Irfan