Jakarta, Pilarindonesia.com – Mantan Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh Rinal Sahputra akan menerbitkan buku kumpulan cerpen (Kumcer) berjudul “Para Perempuan di Tanah Serambi”.
Kumcer “Para Perempuan di Tanah Serambi” berisi 19 cerpen yang ditulis Rinal selama 12 tahun, dari 2008 saat Rinal masih kuliah di Fakultas Kedokteran Unsyiah hingga 2020.
Kumcer “Para Perempuan di Tanah Serambi” bertemakan perempuan dan lokalitas Aceh. Konflik Aceh, tsunami, kemiskinan, nilai-nilai moral, nilai-nilai sejarah, dan kritik sosial menjadi nyawa kumcer ini yang hadir dalam tampilan tokoh perempuan dengan rentang usia yang berbeda.
Kurnia Effendi, penulis nasional, berkomentar bahwa pembaca akan beruntung membaca kisah-kisah yang kental dengan ‘gulai aceh’ melalui kumcer ini. Tragedi yang silih berganti menghiasi tahun-tahun sejarahnya.
“Fokusnya pada perempuan adalah keberpihakan terhadap yang tertindas. Ini kisah tentang sebuah takdir, rajah tangan yang dituliskan. Ini kenyataan yang mendahului fiksi,” tuturnya.
Adapun Azhari Aiyub memberikan catatan bahwa Rinal telah menangkap dari sebuah tempat yang bertahun-tahun menghadapi malapetaka dan kegetiran. “Diceritakan dengan pilu, tetapi tokoh-tokohnya berusaha keluar dari keputus-asaan,” ujar penulis novel “Kura-Kura Berjanggut”.
Sinematografer Aceh, Ahmad Fauzan Santa, menyampaikan kumpulan cerpen karya Rinal, dengan segala kemampuan dramatika yang ada, berbisik keras sekali.
“Derita kemanusiaan selalu adalah renungan spritual tanpa jeda. Dokumen prosa penting setelah media-media massa larut dalam aktualitas,” ucapnya.
Sementara itu, doktor hukum cum sastrawan Sulaiman Tripa, memberikan pendapat tentang karya ini. Ia menyebut tak mudah seorang laki-laki masuk ke dunia perempuan. “Banyak sisi yang ia gambarkan dengan tokoh dan karakter yang berbeda-beda,” katanya.
Azwir Nazar, Founder Cahaya Aceh, menuliskan suara hatinya tentang kumcer Rinal.
Menurutnya, meski Aceh selalu ditindas, Aceh selalu mulia dengan para pahlawan. Terutama perempuan hebat yang melampaui zaman.
“Kumpulan cerpen ini memotret darah para perempuan Aceh yang terus mengalir mulai masa konflik hingga tsunami. Perempuan-perempuan yang gigih, teguh, dan pejuang menulis: bukan seperti para perempuan pejinjing beha,” terangnya.
Adapun Afifah Afra, Ketua BPP FLP 2017-2021, berharap dengan terbitnya kumcer ini mudah-mudahan mampu menyulut kembali semangat menulis teman-teman di Aceh.
“Sudah lama Forum Lingkar Pena (Aceh) tidak mengumpulkan cerpen-cerpen anggotanya,” pungkasnya.
Kumcer ini akan diterbitkan oleh penerbit Forum Lingkar Pena (FLP) awal Januari 2021. Bagi Anda yang tertarik untuk membaca kumcer ini, bisa memesannya melalui penerbit FLP atau bisa juga menghubungi Rinal langsung melalui twitter @RinalSahputra.
Saat ini, laki-laki bergelar PhD kelahiran Matang Geulumpang Dua ini bekerja sebagai researcher di Universitas Manchester.
Laporan: Saifullah Sulaiman dari Jakarta