Makassar, Pilarindonesia.com – Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Witnu Urip Laksana, melakukan silaturrahim dengan kalangan alim ulama dan para ustadz dari sejumlah pimpinan ormas Islam di Warkop Al Kalam, depan Markaz Laskar Tauhid, Jalan Sungai Limboto, Kota Makassar, Rabu malam (11/11/2020).

Di antara alim ulama dan aktivis Islam yang hadir, yakni Ketua Lembaga Pengkajian dan Penelitan Islam (LPPI) Indonesia Timur, KH Said Abd Shamad, Lc., yang juga merupakan wakil ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Makassar. Kemudian KH Suharliansyah Al Banjari, selaku Ketua Dewan Syuro Front Pembela Islam (FPI) Sulawesi Selatan. Berikutnya Ketua Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB) Sulawesi Selatan, Ustadz Muchtar Dg Lau; Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Ustadz Farid Ma’ruf Nur, Panglima Laskar Tauhid Ustadz Abdul Rahman, serta Ketua Brigade Muslim Indonesia (BMI) Muhammad Zulkifli dan beberapa aktivis Islam lainnya.
Dalam penyampaiannya, Kapolrestabes Makassar meminta doa dan dukungan kepada segenap komponen tokoh Ormas Islam untuk selalu berupaya bersama-sama menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Apalagi menjelang pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar pada 9 Desember 2020 mendatang.
“Dalam rangka mengelola kegiatan ini, tidak mungkin saya melakukan dengan sendirinya tanpa didukung oleh semua stakeholder,” kata Witnu, yang baru-baru ini dilantik menggantikan Kapolrestabes Makassar sebelumnya, Kombes Pol Yudhiawan Wibisono.
Mantan Direktur Direktorat Intelijen dan Keamanan Polda Sulawesi Selatan itu mengatakan, selain Pilkada Makassar yang aman, sejuk dan sukses, juga pengendalian COVID-19 dan pemulihan perekonomian yang sangat diharapkan mampu terwujud.
Witnu juga berpesan agar dalam penyampaian aspirasi di muka umum, maka hendaknya semua pihak melakukannya sesuai dengan koridor hukum dan tidak melakukan pelanggaran.
Acara silaturahim yang dipandu Ustadz Muchtar Dg Lau itu juga diselingi dengan sesi tanya jawab. Seperti Abdul Samad, salah seorang aktivis dari Pemuda Muhammadiyah, meminta agar kepolisian dalam melakukan pengamanan unjuk rasa, apabila melihat adanya gerak-gerik dari kalangan pendemo yang mencoba menonjolkan simbol-simbol perlawanan terhadap NKRI, seperti kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM), maka segera ditindak.
Juga dari KH Said Abd Shamad dan Ustadz Farid Ma’ruf Nur, meminta agar pengantut paham Syiah di Kota Makassar, yang ajarannya sudah difatwakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), tidak diberikan ruang, termasuk tidak mengeluarkan izin apabila kelompok Syiah ingin melakukan kegiatan.
Kegiatan itu diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin KH Said Abd Shamad, lalu dilanjutkan dengan foto bersama gabungan aktivis Ormas Islam dan Kapolrestabes Makassar.
Irfan