Makassar, Pilarindonesia.com – Gabungan ormas Islam menggelar Aksi Bela Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam di depan Monumen Mandala, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Senin (2/11/2020).
Mereka menyatakan mengecam tindakan penistaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam yang terjadi di Prancis yang didukung Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Gabungan aktivis ormas Islam berpose usai pelaksanaan Aksi Bela Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam di Makassar.
Dalam kegiatan yang mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian itu, silih berganti perwakilan pimpinan ormas Islam naik ke mobil ke komando berorasi. Juga diselingi dengan senandung nasyid dari da’i sekaligus qori cilik, Umar Al Faruq.
Muhammad Ikhwan Abdul Djalil, salah seorang pendemo yang juga selaku tokoh ormas di Makassar, meminta dengan tegas pemerintah Indonesia agar segera mengusir Duta Besar Prancis dan menutup kantor kedutaannya di Jakarta.
“Itu yang pantas dilakukan atas sikap arogansi dan diskriminatif Presiden Prancis,” ujarnya.
Menurut Ustaz Ikhwan, sapaan akrabnya, tindakan penistaan terhadap agama Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam di Prancis sangat wajar membuat umat Islam seluruh dunia menjadi marah.
Olehnya, ia juga meminta agar kaum Muslim memboikot seluruh produk dari Prancis.
“Hanya upaya minimal ini yang bisa kita lakukan sebagai umat Islam yang mencintai Rasulullah. Kami juga meminta kepada seluruh kaum Muslim untuk mengikuti sunnah Rasulullah dan terus mempelajari sirah nabawiyah (kitab yang berisi kisah Nabi Muhammad Shallallahu ‘ailaihi wassalam dan para sahabat yang mulia). Serta, bagi siapa saja yang enggan membela Rasulullah, sebaiknya diam daripada menyampaikan statement yang hanya seakan mendukung tindakan salah dari Presiden Prancis itu,” tutur Ustaz Ikhwan.
Orasi KH Said Abd Shamad, Lc., dalam Aksi Bela Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam.
Adapun Ketua Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam (LPPI) Indonesia Timur, Kyai Haji Said Abd Shamad, menegaskan bahwa seharusnya tindakan penghinaan terhadap Rasulullah, justru lebih membuat umat Islam mencintai nabinya. “Di antara caranya dengan mengkaji Alqur’an dan menghidupkan sunnah Rasulullah dan shalat berjamaah di masjid,” tuturnya.
Juga turut hadir Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muslim Makassar, Abdullah Mahir atau Bang Doel, memberikan orasi yang berisi mengecam segala bentuk penistaan terhadap agama Islam, terutama yang kerap terjadi di Indonesia, tetapi seakan pelakunya kebal hukum lantaran hanya sedikit yang diproses. Bahkan penanganan hukumnya tidak jelas.
Peserta aksi yang terdiri dari para laskar Front Pembela Islam (FPI), Laskar Pemburu Aliran Sesat (LPAS), Garda Pembela Ummat dan Bangsa (Garuda), Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS), dan sejumlah kelompok ormas Islam lainnya itu meninggalkan lokasi aksi dengan tertib sebelum pelaksanaan shalat Dluhur waktu Kota Makassar.