Makassar, Pilarindonesia.com – Baru-baru ini diadakan seminar online atau Webinar Nasional bertema “Potret Abdul Qahhar Mudzakkar Sebagai Pejuang Kemerdekaan”.
Dialog yang melibatkan sejumlah tokoh itu mengerucutkan perbincangan tentang pengusulan nama Qahhar Mudzakkar sebagai pahlawan kemerdekaan.
Budayawan Betawi, Ridwan Saidi, yang hadir menjadi salah satu pembicara, menyebut Qahhar Mudzakkar lebih layak disebut dan ditetapkan sebagai pahlawan kemerdekaan dari pada tudingan rezim Orde Lama sebagai pemberontak.
“Spirit patriotisme dan perjuangan Qahhar harus kembali ditulis dan dipelajari untuk menjadi teladan bangsa,” ujar sosok yang disapa Babe saat berlangsung Webiner Nasional pada Sabtu (19/9/2020), malam, pekan lalu.
Prof Dr Yusri Abadi, pembicara lainnya, justru menyebut Qahhar sebagai jihadis.
“Beliau berjuang bersungguh-sungguh hidup mati karena Allah. Tidak ada keinginan kekuasaan atau harta benda,” ujarnya.
Menurut Prof Yusri, keikhlasan Qahhar menegakkan kodrat ilahi itu pula membuatnya anti pada ideologi komunis PKI.
“Qahhar-lah yang menumpas Pemberontakan PKI Madiun, dan menjadi sebab PKI melakukan provokasi kepada Presiden Soekarno untuk menyingkirkan Qahhar,” urai Yusri.
Adapun Wakil Rektor UIN Jakarta Prof Dr A Faisal Bakti MA., dan komisioner KPI Pusat, DR Aswar Hasan, MSi., yang bertindak sebagai penanggap, hanya menguatkan data dari penjelasan yang sebelumnya telah disampaikan Ridwan Saidi dan Prof Yusri.
Saat membuka Webinar Nasional yang dimoderatori Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Bayan Hidayatullah Makassar, Irfan Yahya ST MSi., itu, Dr Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, putra mendiang Abdul Qahhar Mudzakkar, mewakili keluarga, mengungkapkan keinginan pihak keluarga untuk semakin intens mewacanakan dan mempublikasi catatan dan data sejarah tentang perjuangan dan pemikiran Qahhar.
“Insya Allah, pihak keluarga biologis maupun keluarga ideologis Qahhar, akan menerbitkan kembali buku-buku yang ditulis langsung oleh orangtua kami maupun buku putihnya,” kata Aziz, yang merupakan mantan anggota DPD RI itu.
Irfan