
Makassar, Pilarindonesia.com – Gabungan aktivis Islam dan nasionalis menghalau demonstrasi yang digelar Forum Solidaritas Peduli Rakyat Papua (FSP-RP), di sekitar Monumen Mandala, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Jumat (25/9/2020).
Para aktivis pembela NKRI itu merupakan gabungan aktivis dari Brigade Muslim Indonesia (BMI), Laskar Tauhid, Laskar Merah Putih (LMP). Lembaga itu berhimpun di bawah naungan Aliansi Penjaga Gerbang Timur Indonesia.
Pendemo FSP-RP menyampaikan penolakan mereka terhadap Otonomi Khusus (Otsus) Jilid II dan meminta agar segera diadakan referendum di Papua.
“Aksi mahasiswa Papua yang bertujuan untuk menolak Otsus Jilid II dan Gelar Referendum itu bagi kami adalah usaha untuk merongrong NKRI tercinta, dan menurut kami, hal ini adalah sebuah penghinaan besar bagi kami, kami sdh sering mengingakan saudara saudara kami untuk tdk terprovokasi melakukan tindakan tindakan yang menghina kami para anak bangsa Indonesia,” kata Hanif Muslim selaku koordinator aksi melalui rilisnya.
Dia mengatakan, pihaknya sebelumnya telah menyampaikan kepada pihak Asrama Mahasiswa Papua aga tidak ikut aksi sebagai upaya agar mereka tidak berhadap-hadapan dengan para aktivis cinta NKRI di Kota Makassar.
“Karena kami sadar bahwa mereka adalah saudara se-bangsa kami se-tanah air yang kami cintai, tetapi jika hanya dengan alasan kebebasan berpendapat lantas mereka memaksakan kehendak dan berusaha mempermalukan kami dengan melakukan tindakan yang kami nilai merongrong NKRI, maka kami pun akan melakukan hal yang sama untuk berteriak lantang menjaga NKRI tercinta,” ujar Hanif.
Menurut aktivis Laskar Tauhid ini, kemerdekaaan yang selalu didengungkan mahasiswa Papua di Makassar hanya akan membuat gelisa warga dan masyarakat yang sudah menganggap mahasiswa Papua adalah saudara sendiri.
“Intinya, kami harapkan bahwa di Makassar, jangan ada percikan yang dapat membuat warga dan masyarakat menjadi antipati ke saudara saudara mahasiswa Papua,” terang Hanif.
Sempat terjadi saling dorong antara dua kelompok. Personel kepolisian pun dapat membubarkan kedua pihak.
Achmad